Judul: Memilikimu
Penulis: Sanie B. Kuncoro
Penerbit: Gagasmedia
November 2011, 292 halaman
Anom dan Samara adalah sepasang suami
istri yang penuh cinta dan selalu berbahagia. Rasa mereka diuji ketika Samara
divonis tidak bisa memiliki anak karena anovulasi. Kehidupan mereka berubah
semenjak itu. Samara berubah menjadi sosok yang dingin dan kosong. Dilema yang
dirundungnya karena tidak bisa memberikan generasi penerus membuat Samara
diliputi rasa bersalah. Anom, dengan
segala upaya meyakinkan Samara, berjanji akan menerima kondisi ini dan tidak
akan meninggalkan Samara. Mereka berjanji atas nama cinta dan kebaikan hati. Apa
daya, keinginan Anom untuk memiliki seorang anak m=berubah menjadi obsesi yang
merubah hidupnya, juga hidup Samara. Tawaran untuk mengadopsi anak yang ditolak
samara membuat Anom tidak kehilangan akal. Dia memutuskan untuk menyewa rahim
seorang perempuan, Lembayung, dengan ganti rugi sejumlah uang. Semua berjalan dengan semestinya sampai beberapa
bulan kemudian, ketika Anom meutuskan untuk jujur kepada Samara. Kejujuran yang
menyakiti semua pihak; Samara, Lembayung, bahkan Anom sendiri. Kejujuran yang
menguji kebaikan hati Samara.
Gaya penulian yang indah seperti puisi
membuat kita terhanyut dalam emosi. Pilihan kata yang dipakai juga sederhana
sehingga kita bisa langsung memahami cerita dan mengambil hikmah di dalamnya. Sayangnya
tiap masalah diselesaikan dengan cepat dan mudah sehingga ‘greget’ novel ini
kurang terasa. Kisah Lembayung yang tidak selesai juga membuat ceritanya
menjadi ‘gantung’. Kisah fiksi yang mungkin saja terjadi dalam dunia nyata
membawa kita untuk merenung dan berfikir kembali tentang kesetiaan dan
pengkhianatan dalam sebuah pernikahan.
Quotes from Memilikimu:
Tidakkah disadarinya bahwa tidak semua perempuan memiliki anugrah
kesempurnaan biologis untuk mengandung dan melahirkan generasi penerus? Tidakkah
diketahuinya bahwa tidak semua perempuan mendapatkan kesempatan untuk menjadi
ibu? Betapapun ingin dan memohon untuk itu.
Hlm. 18
Demikian juga kalau kau tak menangis, bukan berarti kau sekuat dan
tabah seperti yang terlihat. Melainkan justru karena kehampaanmu itu
menjauhkanmu dari banyak hal.
Hlm. 31
Disadarinya bahwa setiap tangis senantiasa membawa kepedihan dengan
luka sayat yang tak selalu terdeteksi kedalamannya. Tangis adalah pintu
pelepasan bagi sesuatu yang tak layak disimpan.
Hlm. 31
Cinta itu menguatkan sebuah pilihan.
Hlm. 37
Jagalah dirimu sebaik-baiknya. Jauhkanlah segala kemarahan dan
kebencianmu terhadap apapun juga sehingga yang didapatkan anak ini adalah aura
ketulusan dan kemurahan hatimu.
Hlm. 84
Mungkinkah manusia mendapatkan anugrah metamorfosis itu bagi dirinya? Bila
ada anugrah itu niscaya lembaran hitam pada buku hidup manuisa tidak akan
menjadi catatan yang menjadi bagian dari sejarah.
Tweet |
0 komentar:
Post a Comment