November 20, 2011

Unfollow


Twitter menjadi suatu hal yang dominan dalam keseharian hidup manusia belakangan ini. Tua, muda, pelajar, pegawai. Akun penggunanya pun beragam. Motivator, quote, curhat cinta, kegalauan, apapun. Named it!
Secara otomatis kita ‘berkicau’ atau nge-tweet tentang apa yang kita rasakan, apa yang kita lakukan, apa yang kita lihat, juga apa yang kita prikirkan terhadap sesuatu. Saat sedih atau pun senang. Kita bisa teriakkan apa yang ada dalam otak kita dan membiarkan orang lain membacanya. Kita mendadak jadi sosok yang terbuka, bahkan kritis . Di satu sisi, ini bagus buat perkembangan budaya timur yang terkadang masih takut-takut dalam menyampaikan sesuatu. In other words, to say what we really want  o say and to be more open in others critics toward us.
Tapi kadang kita (include Me) malah menyalahgunakan pemakaian twitter ini. Kita cenderung nge-tweet hal-hal yang sebenarnya agak kurang penting. Misalnya saja: ‘omg, cakep banget’ atau ‘oh god, I’m on my period’.
Belum lagi tipe RT-Abuser (exclude Me). Pengguna twitter ini tipe yang (menurut aku) nggak bisa bedain mana yang Reply dan mana yang Retweet. Tepatnya, mereka yang nggak tau kapan kedua hal yang berbeda ini harus dipakai. Penggunaan RT ini bikin follower kita bisa membaca semua tweet kita. Terkadang percakapannya tertuju buat orang lain yang bahkan tidak kita follow atau bahkan tidak ada sangkut-pautnya dengan kita. Dan tweetnya pun terkadang bukanlah hal yang penting, bukan tentang pandangan terhadap suatu isu, atau tentang informasi yang mungkin berguna buat followernya. It’s just simple chit-chat, sometimes. Nyebelinnya RT ini adalah ‘nyampah’ di TimeLine. Alhasil, TL jadi penuh sama oknum ini saja.  It seems like everybody have to know what they’re talking about.
Meskipun toh tetap saja apapun yang orang lain kicaukan sebenarnya bukan urusan kita. Ikuti saja aturan twitterland yang super duper simpel: if you don’t  like my tweet, then feel  free to unfollow.  
It’s just as simple as that.
Nah, dilemanya datang ketika oknum RT-abuser ini adalah teman sendiri. I did unfollow someone, actually. Cuma karena dia sering nge-RT dan bikin TL penuh sama dia aja. And, in reverse, I’ve been unfollowed by some other. One of my friend. For worse, I’ve been blocked. Sampai saat ini aku nggak tau apa penyebab pastinya. Banyak sih asumsi yang seliweran di otak. Tapi, hati ngingetin buat nggak usah berprasangka. Takut dosa. Meski sempat penasaran, otak akhirnya memutuskan buat nggak peduliin hal itu.
Well, in the twitterland I have to have the big heart and said, ‘oh okay, it’s okay to unfollow me if you dislike my tweets.  

*lagi-lagi nemu di blocknote, tanpa tanggal.

0 komentar:

 

tentangku © 2010

Blogger Templates by Splashy Templates