October 17, 2015

Dari Tugu PDRI ke Rumah Tan Malaka: Jalan-Jalan Anti Mainstream [2]

Another anti-mainstream trip, selain ke tempat-tempat yang kurang terkenal karena belum di-booming-kan, atau wisata kota tua, wisata sejarah juga bisa jadi pilihan. Jalan-jalan yang kayak gini memang kurang banyak peminatnya. Bagi sebagian orang, berkunjung ke cagar budaya dinilai kurang menarik karena ‘nggak ada pemandangan yang dilihat’. Tapi bagi yang suka sejarah, atau siapapun yang kepo sama cerita dibalik sesuatu, pasti mau-mau aja sih berkunjung dan melihat bukti dari terjadinya suatu peristiwa.

Kantor PDRI
Tempat yang menawarkan wisata seperti ini contohnya Kabupaten Lima Puluh Kota. Masih saudaraan lah ya sama Kota Payakumbuh. Ada beberapa spot cagar budaya di sini. Yang aku kunjungin sih cuma Tugu PDRI dan Rumah Tan Malaka. Spot cagar budaya ini letaknya cukup jauh dari Kota Payakumbuh. Tugu PDRI berlokasi di Nagari Koto Tinggi, Kec. Gunuang Omeh, Kab. Lima Puluh Kota. Sekitar 40km-an dari Kota Payakumbuh.  

Kantor PDRI dalam keadaan terkunci
Aku berkesempatan kesana juga karena jalan-jalan setelah selesai mengelola training kader di himpunan bersama rombongan peserta. Aku dan teman-teman tertarik kesini ya nggak lepas karena kami pernah baca buku dan diskusi tentang sejarah dan pergerakan Indonesia jaman dulu. Kalau nggak, ya mungkin nggak tau juga. Nggak tau deh, mahasiswa sekarang masih tertarik nggak ya sama hal-hal begitu. Atau jangan-jangan pada nggak tau PDRI itu apa. Padahal sejarah bangsanya sendiri. #sigh. Makanya kali ya isu wajib bela negara digaungkan lagi. Biar menumbuhkan nasionalisme, katanya. Ah, padahal....ah sudahlah, bahasnya tersendiri di next post, maybe.   
         Well, back to topic. Penyebab tempat-tempat seperti ini kurang menarik mungkin karena kurang dapat perhatian dan promosi dari pemerintah setempat. Kurang menjual gitu. Selama ini yang digembar-gemborkan sih hanya wisata alam aja. Buktinya tempat ini sepi dan kotor. Cat pada tugunya mulai terkelupas. Bahkan ketika aku kesana. Kantor PDRI juga dalam keadaan terkunci. Kami cuma bisa ngintip dari luar. Entahlah, mungkin karena waktu kami kesitu hari bukan weekend atau holiday. Tapi asiknya karena sepi aku dan rombongan jadi puas foto-foto sih.

Tugu PDRI


isinya: Personalia PDRI yang disusun menurut jadwal pengangkatan  
gedean bukunya ya ketimbang aku
Balai Godang Koto Tinggi
Next destination is Rumah Tan Malaka. Bertempat di Nagari Pandam Gadang, Kec. Gunuang Omeh, Kab. Lima Puluh Kota. Rumah Gadang dengan lima gonjong ini berisikan banyak foto dan beberapa koleksi buku karya Tan Malaka ataupun tentang Tan Malaka. Masih sama dengan spot sebelumnya, tempat ini juga cenderung sepi. 

Rumah Tan Malaka: Museum & Pustaka

Tampak Depan
surau dekat rumah Tan Malaka

we were here
bagian dalam rumah
koleksi buku
Ranji Datuk Tan Malaka


Setelah wisata sejarah, kami juga menyempatkan diri buat wisata alam ke Lembah Harau. Rugi donk, kalo nggak. Karena kebetulan lokasi training dan mess kami deket banget sama Harau,
Begitulah jalan-jalan anti-maintstream tahun 2013 lalu.
Iyaa...kejadiannya udah lama. Kan demi menyelesaikan daftar postingan yang mesti diabadikan di blog ini. Hahay. 

Lembah Harau

3 komentar:

sari widiarti said...

asyik sih wisata sejarah, tapi apa ya, kayaknya kurang greget :D

Fhia said...

Iya mbak..biasanya kalo wisata sejarah emang nggak se-greget wisata lainnya ya..

travesia said...

terima kasih. menarik

 

tentangku © 2010

Blogger Templates by Splashy Templates