April 18, 2016

[review] The Boy In The Striped Pajamas - John Boyne


Judul: The Boy in the Striped Pajamas
Penulis: John Boyne
Penerbit: David Fickling Books
Tahun terbit: 2006
Halaman: 224
Rating: 3 of 5

A home is not a building or a street or a city or something so artificial as bricks and mortar. A home is where one’s family is, isn’t that right? – 47
Nemu buku ini di rak diskon periplus. Kind of lucky, karena harganya jadi murah banget. Apalagi aku belum pernah nonton filmnya, padahal udah mendem lama banget di laptop.

Bruno, anak lelaki berusia 9 tahun, mengalami sebuah perubahan besar dalam hidupnya; pindah dari Berlin ke Auschwitz, yang kemudian disebut Out-With oleh Bruno. Ayah Bruno yang ditugaskan oleh Furry untuk menjadi komandan di daerah tersebut. Bruno merasa tidak nyaman berada di rumah barunya yang ‘hanya’ tiga lantai. Terlebih ketika ia melihat keluar jendela kamarnya ada pagar kawat besar yang selebar rumahnya. Bagian atas pagar terdapat gulungan kawat berduri. Bruno melihat banyak pondok dan banyak orang dengan pakaian yang sama; striped pajamas. Dan entah kenapa, semua orang tersebut adalah laki-laki; pertanyaan yang pernah muncul di benak Bruno dan Gretel, kakanya.

The thing about exploring is that you have to know whether the thing you’ve found is worth finding. Some things are just sitting there, minding their own business, waiting to be discovered. And other things are probably better off left alone. -114
Ketika Bruno memutuskan untuk berpetualang menyusuri pagar rumah di sampingnya ia bertemu dengan Shmuel, yang juga berusia 9 tahun. Seiring berjalan waktu, Bruno dan Shmuel menjalin persahabatan unik. Terpisah oleh pagar dari kawat, mereka berdua menghabiskan waktu dengan berbicara, saling bertanya. Tetap saja, Bruno yang terbiasa dengan kehidupan ‘normal’ tidak cukup mengerti dengan kehidupan di balik pagar kawat berduri tersebut. Butuh waktu lama bagi Bruno untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya.    

Sampai ketika Ibu Bruno memutuskan untuk kembali ke Berlin. Bruno berinisiatif mengucapkan salam perpisahan kepada Shmuel dan melakukan petualangan terakhir sebelum ia berpisah.

It’s that we have to make the best of a bad situation. – 13
Banyak yang bilang buku ini sebenarnya diperuntukkan untuk anak-anak. Mungkin untuk anak-anak di sana (baca: Eropa) bisa kali ya. Menurutku sih, hanya karena penjelasan sejarahnya kurang. Di tengah-tengah cerita aku cuma nebak kalau Furry yang dimaksud adalah Hitler. Itupun aku sadarnya di bagian Gretel menjelaskan ke Bruno bahwa orang-orang dibalik pagar kawat adalah kaum Yahudi dan mereka ‘berbeda’, Barulah aku paham ceritanya tentang apa. Apalagi di cover bukunya sengaja bilang: we think it is important that you start to read without knowing what it is about. *aku belum nonton kan!* Mungkin supaya pembaca nggak ‘judge the book by its synopsis’ gitu.
Sometimes, there are things we need to do in life that we don’t have a choice in. – 48
Walau bagaimanapun, itu kan fakta sejarah.

Seru! Apalagi endingnya. Dua kali baca buku impor di tahun ini, dua-duanya bikin shock di penghujung cerita.
He knew that sometimes people who were sad didn’t want to be asked about it – 107


0 komentar:

 

tentangku © 2010

Blogger Templates by Splashy Templates