Judul : Keberangkatan
Penulis: Nh. Dini
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Halaman : 196 halaman
Cetakan Ketujuh: Agustus 2010
ISBN: 9789792258363
Lagi-lagi
aku mesti beruntung karena ‘menemukan’ buku ini dalam leretan buku obral.
Lama-lama bisa lengkap juga nih.
Adalah
Elisa Frissart, warga keturunan asing yang lama tumbuh dan besar di Indonesia. Ceritanya
saat itu kondisi di Indonesia sedang marak dengan gerakan anti asing. Warga
keturunan asing alias indo dipandang
sebelah mata, dianggap penjajah, dan dikucuilkan dalam kehidupan bermasyarakat. Tidak usah berharap dengan status Warga
Negara Indonesia yang sudah remsi sekalipun karena itu tidak cukup membantu
jika secara fisik berbeda dengan warga pribumi; berkulit putih dan berbadan
tinggi misalnya. Kondisi ini membuat keluarga Elisa memutuskan untuk pindah dan
menetap ke Belanda.
Terkecuali
Elisa.
Bahkan
hingga menjelang keberangkatan keluarganya, ayah Elisa masih berusaha membujuk
Elisa untuk menyusul ke Belanda. Namun pada saat itu tekad Elisa masih bulat
untuk tetap tinggal di Indonesia. Sampai pada satu titik.
Jatuh
cinta dengan pemuda pribumi bernama Sukoharjito, ditambah dengan misteri masa lalu yang mulai terbuka, menambah
keyakinan Elisa bahwa keputusannya adalah tepat. Setelah diperkenalkan dengan
keluarga Sukoharjito, Elisa pun berbesar hati karena itu pertanda bahwa
dirinyalah yang dipilih untuk diperkenalkan sebagai calon anggota keluarga baru
Sukoharjito. Meskipun begitu, menjadi seorang gadis indo, bagi Elisa bukan menjadi alasan untuk menyerahkan segalanya
kepada Sukoharjito. Hal ini bikin Elisa harus menerima kenyataan pahit karena ternyata
Sukoharjito memiliki hubungan dengan perempuan lain dan dikabarkan akan segera
menikah. You know why lah yaaa. Disinilah
titik dimana semua keyakinan Elisa untuk tinggal, memiliki keluarga dan
menghabiskan sisa usia di Indonesia dia
lepaskan.
Sebenarnya
Keberangkatan adalah cerita yang penuh drama. Meskipun first published tahun 1977, kisah yang terjadi dalam novel ini
tidak lantas ketinggalan jaman meskipun aku bacanya di tahun 2015. Bagaimana kehidupan
Elisa sebagai pramugari, hidup sendiri sebagai anak kos yang tinggal bersama
dengan teman-teman adalah real, dan masih terjadi di zaman sekarang. Dideskripsikan
dengan bahasa sederhana yang mengalir lancar membuat pembaca tidak merasa bosan.
Mungkin karena bukunya juga yang termasuk tipis. Hubungan antar konflik yang
dibangun, terkait dalam satu benang merah dan jauh dari unsur ‘maksa’ dan nggak
tergesa-gesa dalam menyelesaikan sebuah masalah. Meskipun pada akhir cerita Nh.
Dini tidak memberikan apa yang aku inginkan (baca: happy ending), tapi ternyata disanalah novel ini meninggalkan kesan
yang dalam #cieee. Ya iyalah, siapa sih yang ragu dengan kepiawaian Nh. Dini.
Eiya,
ada stu kalimat yang aku suka di penutup buku ini. Kalimat sederhana yang entah
kenapa buat aku bahasanya baguuuus banget:
Harinya lembab berhujan kecil.
Tweet |
0 komentar:
Post a Comment