February 26, 2017

[review] Asiyah, Sang Mawar Gurun Fir'aun - Sibel Eraslan


Tak ada satupun anak yang tak memiliki hal yang besar. Setiap bayi yang terlahir ke dunia merupakan harapan baru bagi kehidupan. – hal. 360

Tidak banyak buku yang bercerita tentang Asiyah. Salah satu yang berani memunculkan kisah istri Fir’aun, yang juga ibu yang membesarkan Nabi Musa a.s adalah penulis perempuan asal Turki; Sibel Eraslan. Meskipun dalam bentuk novel, yang tentunya membuat pembaca berfikir ulang mana unsur fiksi dan mana yang real, cerita ini ditulis berdasarkan riset yang mendalam. Contoh potongan cerita yang bikin agak kaget karena baru tau setelah baca buku ini adalah, ternyata sosok Raja Fir’aun suami Asiyah yang pernah memerintahkan membunuh semua bayi laki-laki, dengan Fir’aun yang ditenggelamkan ketika melawan Nabi Musa a.s adalah dua orang yang berbeda. Fir’aun pertama adalah Ra, sedangkan Fir’aun berikutnya menggantikan Ra yang telah wafat adalah Pangeran Menmatre. Hanya saja, pengakuan raja sebagai ‘tuhan’ memang terjadi di masa pemerintahan Raja Ra, yang kemudian bergelar Fir’aun.

Merupakan buku yang cukup ‘mengenyangkan’ untuk dikunyah. Gaya bahasanya yang beda dari buku-buku yang biasa aku baca di satu sisi bikin seru. Mungkin efek hasil terjemahan. Oya, ada beberapa typo yang aku temuin, tapi ya It doesn’t matter, sih. Toh, jalan ceritanya bias membuat pikiran teralihkan kembali.

Bagian awal mungkin sedikit membosankan, apalagi karena aku nggak tau siapa tokoh yang dia ceritakan seperti Guru Apa dan dua pengawal setia Asiyah, Tahnem dan Sare. Mulai menuju akhir, baru deh bagaimana keteguhan hati seorang Asiyah diuji dalam mengakui keesaan Allah bener-bener terasa.     

Recommended buat yang suka kisah tentang perempuan. Jadi pengen baca semua serial wanita penghuni surga karangan Sibel Eraslan. Masih ada tentang Khadijah, Maryam, dan Fatimah. 

Yaa…mungkin nanti. Kalau berhasil mengurangi beberapa timbunan dulu. #sigh


Orang-orang yang tak bersalah pun, bisa merasa takut seperti orang yang bersalah. Semua orang punya rasa takut, tapi keberanian selalu berada di tempat yang setiap orang percaya, meskipun dalam ketakutan. – hal. 365

0 komentar:

 

tentangku © 2010

Blogger Templates by Splashy Templates