February 14, 2015

[review] Opera Indonesia - Joko Santoso HP

Kamu sendiri yang selalu mengatakan bahwa tak ada yang abadi dalam politik. Yang ada adalah kepentingan. Kamu dulu adalah musuh mereka. Itu dulu. Sekarang atau besok, bisa saja mereka berkepentingan.- hlm. 70
        Fiksi ringan berlatar dunia politik Indonesia. Ditulis oleh anggota DPR RI periode 2004-2009 bercerita tentang kehidupan seorang aktivis mahasiswa bernama Broto Dimas. Ditulis dengan sudut pandang orang ketiga di dalam cerita. Adalah Jei, si pencerita dalam cerita. Jei adalah sahabat karib Bro semasa kuliah. Hanya saja  kemahasiswaan Jei berakhir dengan status drop out. Sehingga sangat disayangkan Jei tidak bisa lagi ikut aksi dengan alasan, “Aku bukan mahasiswa lagi, Bro”.
Pada dasarnya Bro dan Jei memiliki cita-cita mulia; memberantas korupsi di Indonesia. Cerita dimulai dari Bro yang pada saat itu menjabat sebagai Ketua Dewan Mahasiswa, terkenal sangat vokal menyuarakan aspirasi rakyat kecil di depan gedung DPR saat peristiwa Malari, sampai akhirnya ia merasakan bagaimana menjadi tahanan militer.
Kisah ini berlanjut tentang bagaimana karir politik Bro di Indonesia dan mewujudkan cita-citanya untuk memberantas korupsi. And you know what? Bro berhasil mencari cara untuk merealisasikan niatnya. Tapi inilah uniknya buku Opera Indonesia. Cara yang ditempuh Bro ketika menduduki posisi RI 1 adalah dengan menyuntikkan chip didalam tubuh semua mentrinya agar semua tindak-tanduk anggota yang langsung berada dibawah prerogatifnya dapat diawasi.
Perpaduan politik dan teknologi. Ringan. Cocok untuk dibaca aktifis maupun mantan aktifis mahasiswa. Meskipun konflik yang ditimbulkan tidaklah terlalu rumit.
Hanya ada dua pilihan bagitokoh-tokoh muda seperti kalian. Jika dianggap sangat membahayakan maka akan disingkirkan. Tapi bisa jadi mereka berharap suatu saaat kalian menjadi kawan. –hlm. 71

0 komentar:

 

tentangku © 2010

Blogger Templates by Splashy Templates