May 20, 2014

Yang Muda Yang Milih, Yang Muda Yang Bangkit.

Sudah bulan Mei. Tepatnya udah tanggal 20.
Mudah-mudahan masih banyak yang inget kalau hari ini adalah Hari Kebangkitan Nasional.

Atau mestikah aku ber-su’udzan; jangan-jangan nggak banyak lagi pemuda yang inget tentang hari bersejarah ini. Padahal cuma buat inget aja sih. Belom lagi kalau diminta inget kronologis sejarahnya, memaknai perjuangannya, apalagi mengambil hikmah dari peristiwa itu. Padahal lagi, kita nggak disuruh buat berjuang kayak mereka dulu. Kita mah udah enak. Udah nggak perlu perang, angkat senjata, atau bikin kelompok diskusi diem-diem kayak orang yang pacaran tapi backstreet.

Nggak kayak kita, pemuda di masa itu mesti berjuang untuk memajukan pendidikan. Masa itu lah yang menjadi episode sejarah munculnya kaum terpelajar. Bisa dibilang, berkat mereka kita bisa sekolah, berkumpul, berdiskusi, mencari informasi dengan leluasa sepeti sekarang.

Ya udah sih, past is the past. Yang lalu biarkan berlalu kata orang-orang yang udah move on.
Let’s talk about now.

Dengan tetap tidak melupakan sejarah, bahwa Hari Kebangkitan adalah momen dimana para pemuda pada saat itu adalah generasi pemula dalam memunculkan semangat nasionalisme dan generasi terpelajar, mari kita sedikit menatap masa depan. *cieee*.
Jika kita berdiri di titik 20 Mei 1908, kita saat ini adalah masa depan yang mungkin ingin dilihat para pemuda yang berjuang saat itu. Mungkin kita adalah hasil dari kepedulian mereka dalam membangkitkan pentingnya pendidikan dan semangat nasionalisme. That’s it. Peduli.

Apakah kita, sebagai pemuda masa sekarang, masih punya rasa peduli?
Kita ambil contoh kecil aja deh; Pemilu 2014.
Nope! Kita nggak akan ngobrol tentang siapa menjadi apa di daerah mana.

Sebagai pemuda, ternyata kita menjadi penyumbang yang memiliki persentase cukup besar dalam mempengaruhi jalannya Pemilu. Why? Berdasarkan data dari antara.net.id jumlah pemilih terdaftar terdaftar untuk pemilu tahun 2014 adalah sejumlah 186.612.255 orang dimana 20-30% nya adalah Pemilih Pemula. Pemilih Pemula ini terdiri dari mahasiswa dan siswa SMA yang menggunakan hak pilihnya pertama kali di trahun 2014.  Masih dari sumber yang sama,katanya persentase segitu mencerminkan sekitar 40 juta lebih jumlah suara. Suara segitu banyak bakal berpengaruh donk ya buat kemenangan seseorang atau partai tertentu. Sedangkan menurut info dari rumahpemilu.org, tingkat pertisipasi pemilih terus menurun. Begini, di tahun 1999 ada 93%. Berikutnya di 2004menjadi 84% dan berlanjut di 2009 sebesar 71%.

Bayangkan kalau semuanya kompak buat nggak peduli, terus  barengan nggak ikutan berpartisiapsi dalam pemilu alias golput. Sayang sekali saudara-saudara :( 

Masih berdasarkan data yang ada ternyata jumlah golput dalam pemilu legislatif terus meningkat. Data terakhir tahun 2009, jumlah golput mencapai 39,22%. Apakah yang golput ini berasal dari pemilih pemula, pemilih muda, atau siapa? Aku nggak tau pasti. Tapi paling tidak, dengan gambaran demografis yang menunjukkan jumlah pemuda Indonesia yang tinggi, besar kemungkinan memang kitalah penyebabnya.

Lantas, apa yang bikin kita, baik itu pemilih pemula ataupun pemilih muda, memilih untuk tidak memilih?
Mungkinkah karena banyak yang nggak tau caranya?
Helllooo....hari gini? Ada yang namanya internet buat cari tau.

Masih dari data rumahpemilu.org yang katanya mengutip dari factbrowser.com, Pemgguna Internet di Indonesia tahun 2013 mencapai 72,7 juta jiwa, yang kalau di breakdown lagi berdasarkan usia, 43% nya berumur 18-24 tahun. See? Seumuran dengan pemilih pemula kan?

Atau mungkinkah karena sosialisasi dari pihak yang berkepentingan seperti KPU, lingkungan sekolah/kampus, LSM, komunitas, social media, atau siapapun masih belum secara efektif menyampaikan informasi mengenai hal-hal teknis terkait pemilu? Atau mestikah kita kaji lebih rinci tentang seberapa efektif penyuluhan dan sosialisasi yang telah dilakukan?

Kalau itu, nanti deh ya. Di postingan berikunya aja kali. Kalau disini kepanjangan *kemudian dikeplak*

Yang jelas, hari ini informasi udah menyebar dengan mudahnya di internet. Bahkan sudah ada kelompok-kelompok sosial, ataupun komunitas-komunitas yang dengan sukarela membagi informasi kepada masyarakat. Seperti dalam waktu dekat, bakal ada acara Pekan Informasi Nasional. Sebuah acara yang dikemas untuk meningkatkan pengetahuan dan pemberdayaan masyarakat terhdap penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.

For a god sake, jangan bilang pada nggak tau tentang acara itu?!

Sudah..sudah..beneran kepanjangan jadinya.
Yang jelas, kita masih berdiri di masa sekarang dan sedang menatap masa depan.

Masih ada satu lagi rangkaian acara pesta demokrasi yang akan kita lalui. Masih banyak informasi yang bisa kita kumpulkan untuk ikut andil menuju Indonesia yang (mudah-mudahan) lebih baik.

Apakah kita masih mau menyia-nyiakan hak pilih kita? Atau justru dengan bangga menunjukkan bahwa kita, pemuda, PEDULI!  

2 komentar:

Fitri Yenti said...

Harussss milih, satu suara untuk indonesia jaya..kereeennnn :)

Lailaturrahmi said...

Tulisan yang bagus dan tepat sasaran. Emang kendala pemuda sekarang itu kurang peduli, ya. Merasa hidupnya sudah nyaman, trus udah.

Selamat atas pencapaiannya di lomba blog PIN 2014 ya, you deserve it :)

 

tentangku © 2010

Blogger Templates by Splashy Templates