Sudahlah. Kantuknya
sudah pergi. Aku tak mau repot-repot mencari. Supaya tak sibuk juga merangkai
mimpi, atau memikirkan sisa hari nanti. Paling-paling yang ada khawatir. Khawatir
tentang skripsi, perut yang belum juga sembuh, atau tentang janji yang takut
tidak tertepati. Lalu rasa khawatir ini hilang besok, berganti dengan khawatir
tentang yang lain.
Kantuknya sudah
pergi. Salah siapa? Kopi? Kecanduan internet? Kecanduan buku? Atau gara-gara
terlalu letih? Atau terlalu resah? Memikirkan apa yang akan dilakukan hari ini.
Atau tidak usah saja mencari salah siapa? Bingung mau mengisi otak dengan apa. Mau yang
menambah penasaran? Internet lagi? Buku? Nonton? Atau memikirkan filsafat? Tidak
capekkah aku menghibur diri?
Dan yaah…kantuknya
sudah pergi. Mungkin karena masih ada geram di hati. Tentang teman, kekeasih,
atau masa lalu yang tiba-tiba muncul. Lalu membuat aku bertanya tentang semua
hal. Bahwa dunia seperti ini, seorang lelaki seperti ini, seorang perempuan
seperti itu. Seolah aku sudah bisa menerangkan dunia. Padahal masih tidak tahu
apa-apa. Karena dunia sudah sibuk sejak aku belum ada.
Kantuknya sudah
pergi. Mungkin aku akan memejamkan mata saja. Menghilangkan ingatan tentang
semua, termasuk tentangku. Lalu berucap pujian pada Tuhan. Lalu berwudhu dan
sujud.
Tweet |
0 komentar:
Post a Comment