May 11, 2023

[review] Pachinko - Min Jin Lee

0komentar

 


Judul: Pachinko

Penulis : Min Jin Lee

Halaman: 576


Ada kelegaan pasca menuntaskan membaca buku setebal hampir 600 halaman ini. Lega karena akhirnya selesai juga, juga lega karena ceritanya yang heartbreaking.  

Merupakan fiksi sejarah berlatar Korea dan Jepang sepanjang tahun 1910-1989. Buku ini dibagi menjadi 3 periode waktu tentang 3 generasi manusia. 

Bagiku, sepertiga pertama lumayan membosankan. Namun, begitu menjelang bab kedua dan seterusnya, konflik yang disuguhkan semakin menarik. Mulai dari kisah Sunja, yang kupikir adalah tokoh utama dari novel ini. Ternyata, Sunja bukan tokoh utama satu-satunya karena kisahnya dilanjutkan tentang Noa, Mozasu, hingga Solomon. Sampai kemudian di bagian akhir cerita kembali ke Sunja, ada sedikit ketidakrelaan aku bahwa ceritanya selesai sampai di sana. Worth to read!

April 30, 2023

[Review] Berani Bahagia - Ichiro Kishimi & Fumitake Koga

0komentar

 

Judul: Berani Bahagia

Penulis: Ichiro Kishimi, Fumitake Koga

Halaman: 340


Nggak nyangka bakalan seseru ini. Udah lama banget kayaknya nggak baca buku filsafat. Dikemas dalam bentuk percakapan seorang pemuda dengan filsuf mengenai penerapan Teori Adler dalam kehidupan sehari-hari. Beranjak dari pembahasan pendidikan dan pengasuhan (yang ternyata cocok dengan teori dan kelas parenting jaman now) hingga berakhir dengan kesimpulan tentang rasa hormat dan cinta. 

Somehow menurutku baca dulu buku pertama sih ya, biar kenal dulu dengan teori Adler. Akupun akhirnya googling duku biar paham sama konsepnya Adlerian. Buku kedua ini, katanya, lebih banyak membahas hal-hal nyata dan praktis alih-alih hal abstrak dan teori,juga bukan tentang idealisme tapi tentang realitas. Jadi pengan baca buku pertamanya. 

March 13, 2023

[review] Dunia Kafka - Haruki Murakami

0komentar

 

Judul : Dunia Kafka
Judul Asli: Kafka On The Shore
Penulis: Haruki Murakami
Penerbit : Pustaka Alvabet
Halaman : 608 halaman

Sebuah usaha yang berat untuk menikmati novel ini sejak awal cerita. Ada perasaan: Duh, kapan selesainya? Namun perasaan itu ternyata berubah ketika menemukan bagian menarik setelah 250-an halaman. Memang ciri khas Murakami yang detail dalam mendeskripsikan sesuatu. Namun, disitu pula kekuatan Murakami yang selalu berhasil membuatku bertahan sampai halaman terakhir.
 
Berkisah tentang Kafka Tamura, remaja yang kabur dari rumah dan dari ayahnya, serta Nakata, seorang kakek yang memiliki keahlian untuk berbicara dengan kucing. Masing-masing tokoh memiliki alur yang berbeda dalam dunia yang berbeda pula. Keduanya tidak saling bertemu bahkan sampai di akhir cerita tapi ada satu titik dimana dunia mereka terhubung.
 
Aku suka endingnya.

Meskipun begitu, bagi yang belum pernah membaca Murakami sebelumnya sangat disarankan untuk tidak menjadikan Dunia Kafka (Kafka On The Shore) sebagai perkenalan. Nanti kaget.
 
Keren sih. Dari semua buku Murakami yang sudah aku baca sebelumnya (1Q84 dan Norwegian Wood), Dunia Kafka lebih terasa magical realism-nya. Lebih sureal deh pokoknya.

Kita masing-masing telah kehilangan sesuatu yang sangat berharga bagi kita. Kehilangan berbagai kesempatan, berbagai kemungkinan, kehilangan perasaan yang tidak akan kembali lagi. Itu merupakan bagian dari apa artinya hidup. Tapi di dalam kepala kita -paling tidak di situlah kita membayangkannya- di sana ada sebuah ruang kecil di mana kita menyimpan kenang-kenangan tersebut. Ruangan seperti rak-rak di perpustakaan ini. Dan untuk memahami hasil-hasil karya hati kita, kita harus membuat kartu-kartu referensi yang baru. Sesekali kita harus membersihkan semuanta, membiarkan udara segar masuk, mengganti air dalan vas bunga. Dengan kata lain, kau akan tinggal selamanya dalam perpustakaan pribadimu. ~ Hal. 592

February 07, 2023

In A Blue Moon - Ilana Tan [review]

0komentar

 



To be honest, I enjoy reading karya Ilana Tan yang ini. Ringan dan banyak dialog sehingga (harusnya) bisa cepat diselesaikan. Berkisah tentang sepasang anak muda yang dijodohkan oleh kakeknya. Walau ternyata mereka berdua sudah saling mengenal satu sama lain, hubungan mereka bukanlah sesuatu yang berjalan dengan baik. 

Dibalut dengan romansa yang lumayan cringe dan konflik yang cepat diselesaikan. 

Lumayan sekali untuk dibaca ketika sedang lelah atau disela-sela aktivitas yang bikin hectic, karena cukup menghibut dan tidak terlalu menguras otak. 

January 29, 2023

[review] Aku, Meps, dan Beps - Soca Sobhita & Reda Gaudiamo

0komentar

  

Judul: Aku, Meps, dan Beps
Penulis: Soca Sobhita & Reda Gaudiamo
Penerbit: Post Press
Jumlah Halaman: 89 halaman

Sebuah bacaan yang menyegarkan otak dan menyejukkan hati. Dituturkan dari sudut pandang anak-anak, justru membuat pembaca menyadari bahwa hal-hal sederhana yang menjadi perhatian bagi anak-anak terkadang luput dari pandangan kita.
Bagaimana Soca memperhatikan keseharian Meps dan Beps dan berinteraksi dalam keluarganya, rasanya benar-benar relate 'seperti kita waktu masih kecil'. 

Bisa dibaca siapa saja. Kurang dari 100 halaman, tentu saja bisa diselesaikan dalam sekali duduk.

January 11, 2023

[review] Colorful - Eto Mori

0komentar

 

Judul : Colorful
Penulis: Eto Mori
Penerbit : Penerbit Baca
Halaman : 259 halaman

Ditulis lebih dari 20 tahun yang lalu (1998) dan masih aja relate sama kehidupan sekarang. Isu kesehatan mental akibat perundungan dan konflik keluarga yang berujung bunuh diri, rasa-rasanya memang menjadi hal yang kerap terjadi, tidak hanya di Jepang tapi di berbagai negara termasuk Indonesia.

Meskipun yang menjadi tokoh utama adalah seorang anak berusia 14 tahun, tema ini tidak  bisa dibilang ringan juga. Cukup membuat berfikir dan bagiku  menambah insight tentang bagaimana seorang remaja muda memandang dunia disekitarnya.
Aku suka covernya, kayak komik dan 'Jepang' banget. Penasaran versi filmnya!
 
I recommend to anyone, literally, siapa saja bisa baca buku ini.

January 08, 2023

[review] Pembunuhan di Rumah Miring - Soji Shimada

0komentar

  

Judul: Pembunuhan Di Rumah Miring
Judul Asli : Murder In The Crooked House
Penulis: Soji Shimada
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman: 400 halaman

Bukan Soji Shimada kalau tidak menciptakan sesuatu yang rumit.
Buatku yang punya keterbatasan kemampuan dalam hubungan ruang, aku kesulitan dalam memvisualisasikan latar tempat. Awalnya kupikir akan seperti cerita And Then There Were None- Agatha Christie, tapi ternyata pembunuhannya ga sebanyak di novel Agatha Christe. Seperti biasa, penulis benar-benar mengajak pembaca menebak siapa pelakunya dalam satu bagian khusus. Lucky me, kali ini aku berhasil who-done-it meskipun how-done-it nya tidak tertebak.

 
Ada 2 hal yang kusuka dari 2 karangan Soji Shimada yang sudah kubaca. Pertama, sama seperti novel sebelumnya-Tokyo Zodiac Murder- selalu ada penjelasan yang menimbulkan perasaan lega dan tuntas setelah membacanya. Kedua, motif selalu menjadi fokus dalam proses pemecahan masalah.

 

tentangku © 2010

Blogger Templates by Splashy Templates