Day 18: my views about marriage.
Setelah dipikir-pikir tema ini berat juga ya. Nggak tau deh kenapa
nyampenya di hari yang lagi berat juga. Hmm…berpengaruh ternyata.
Marriage.
Ide ini terlintas ketika melihat papa mama yang makin hari makin romantis.
Kalau kamu pikir romantic adalah yang setiap hari kasih bunga, kasi pujian,
kasi ciuman, segera lupakan! Romantis papa mama adalah yang semakin hari papa
semakin usil dan semakin rajin godain mama, bikin mama kesel, dan semakin
ketergantungan sama mama. Setiap hari papa maunya makan ditemenin mama, browsing ditemenin mama, bahkan jadi
sering jalan pagi ngajak mama, padahal mama nggak tahan sama dingin.
Nah, mama…yang suka ngedumel kalo lagi diusilin papa, selalu
ujung-ujungnya ketawa. Selalu mau nemenin papa meskipun sering bilang: iih,
kan, papa, nggak bisa kan tanpa mama.
Papa yang semakin dalam hal kenarsisannya, ternyata jadi lahan belajar
buat mama. Mama jadi ikut-ikutan narsis. -___-.
I’ve told you, narsis juga dipengaruhi factor genetic.
Papa mama juga pernah berantem dan selisih pendapat. Tapi hebatnya
mereka, nggak pernah nunjukin di depan anak-anaknya. Seumur hidup aku nggak
pernah liat mereka yang berantem yang besar. Tapi mama pernah cerita kalau
mereka pernah kok melewati masa-masa itu. Yang keliatan di mata aku sebagai anak, palingan Mama suka komplain
kalau papa terkesan buang-buang uang karena rajin banget beli buku dan beliin
cemilan buat anaknya. Atau nggak, Papa yang maunya pendapat dia aja yang
didengar. Awalnya mungkin mama kesel, tapi Mama itu istri yang patuh. Salute!
And how I wish I can be like her. Sayangnya keras kepala papa nurun ke aku L
So, Marriage is not about happiness. Bagi papa mama, pernikahan itu
bukan hanya didasari sama perasaan, tapi yang paling penting komitmen. Komitmenbuat
menjalani hidup berdua, apapun kondisinya. Harus sama-sama susah dan senang,
harus mendidik anak berdua, bukan tanggung jawab satu pihak saja. banyak banget
pembahasan-pembahasan ini papa utarakan dirumah.
Apalagi status Facebook papa
akhir-akhir ini sering tentang rumah tangga.
Contoh:
Kehidupan rumah tangga tidak akan tegak, kecuali
bila ditopang dengan rasa cinta dan kasih sayang, kelembutan, kesabaran dan
mengabaikan berbagai kekeliruan sepele. Selain itu didukung pula dengan adanya
kerja sama yang berkesinambungan antara suami dan istri dalam menghadapi
berbagai cobaan hidup
.---- status 17 Desember 2011
Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah :
"Hendaknya seorang wanita membaguskan pendidikan anak2nya, karena
anak-anak adalah generasi penerus di masa yang akan datang. Dan yang pertama
kali menjadi contoh adalah para Ibu. Jika seorang Ibu mempunyai akhlak, ibadah dan
pergaulan yang bagus maka anak-anak nantinya akan mempunyai pengaruh yang
positif dalam masyarakat.Oleh karena itu wajib bagi para wanita yang
mempunyai anak untuk memperhatikan anak-anaknya, bersungguh-sungguh dalam
mendidik mereka, memohon pertolongan jika suatu saat tidak mampu memperbaiki
anaknya, baik lewat bantuan para Bapak, atau jika tidak ada Bapaknya lewat
saudara2nya atau pamanya, dst."
----
status 15 Desember 2011
Wanita mempunyai kedudukan yang tinggi dan agung
di dalam rumahnya. Mereka adalah ibu, istri dan sekaligus pendidik yang
barangkali tugas berat semacam ini tidak akan sanggup dipikul oleh kaum lelaki.Oleh karenanya,
wajib bagi segenap pasutri untuk bisa saling memahami dan bekerja sama agar
tercipta rumah tangga yang harmonis penuh cinta dan kasih sayang.
----- status 13 Desember 2011
Nah, aku jadi bingung sendiri kan menjelaskan pernikahan itu seperti
apa. Tapi yah, for me, I wanna have one, like them.
Kayaknya quote ‘jatuh cinta berulang kali pada orang yang sama’ cocok
deh buat papa mama. Dan bagi aku, idelanya begitu…
aahhh..jadi kangen pulang, pengen langsung peluk mereka. sayangnya aku bukan seperti uni yang bisa mengutarakan isi hatinya langsung ke papa mama. she's closer than me.
*telaaaaat posting…
*merasa gagal