Buku ini udah terlalu lama tergeletak di
atas lemari. Entah kenapa nggak ada ketertarikan padahal kayaknya ni buku udah
manggil-manggil. Mungkin karena belum baca buku pertamanya, Si Anak Kampung,
jadi takut nggak seru. Tapi kemudian, niat itu muncul karena saran seorang
teman. Dengan modal pede bakalan ngerti walau tanpa baca buku pertamanya, yah,
dibaca juga akhirnya.
Mengangkat kisah Syafii Maarif saat muda.
Sebuah novel bertemakan pendidikan yang sangat memotivasi. Sarat nilai dengan cara penyajian yang
simpel untuk menggambarkan seorang yang dianggap tokoh di Indonesia. untuk
mengerti alurnya dan menangkap nilai yang terkandung dalam cerita juga cukup
mudah karena bahasa yang dipakai bukanlah bahasa ilmiah modern yang cenderung
berat. Sayangnya, potongan-potongan cerita yang diangkat penulis seolah kurang
memiliki koherensi satu sama lain. Banyak potongan cerita yang datang
'tiba-tiba' dan kadang tidak di bungkus dengan baik di akhir sehingga
menimbulkan kesan 'gantung'.
Quotes dari Si Anak Panah:
Tidak perlu memusingkan hal-hal yang tidak perlu. Karena kadang-kadang
ketakutan bisa lebih besar daripada masalah yang ditakuti.
Hlm. 46
Pergilah kemana kau harus pergi, tapi jangan sampai keadaan mendesakmu
melakukan apapun yang sedang kau lakukan. Kau harus melakukannya karena kau
memang memutuskan untuk itu. Jangan biarkan orang lain mendikte jalan hidupmu.
Hlm. 99
Mengetahui tapi tidak berani menyuarakannya adalah sama saja dengan
tidak mengetahui apa-apa.
Hlm. 113
Tweet |
0 komentar:
Post a Comment