Judul: Rahasia Meede: Misteri Harta Karun
VOC
Pengarang: E.S Ito
Penerbit: Hikmah
Cetakan III: April 2008 – 675 hlm
A must-read
novel !
E.S Ito selalu mampu
memukau dengan karya-karyanya. Setelah terhipnotis ‘Negara Kelima’ aku berusaha
mencari buku ini di seantero Kota Padang. Sayangnya, buku ini nggak ada lagi. Setelah
sekian lama bahkan hampir melupakan bahwa aku pernah menginginkan buku ini,
seorang teman memberikan satu folder berisi puluhan ebook. Ternyata eh
ternyata, ada ‘Rahasia Meede’ diantara puluhan ebook yang ada.
Dengan gaya
bahasa yang memikat, E.S Ito mengemas ide cerita yang luar biasa menjadi
potongan-potongan kisah dari berbagai sudut pandang. Setiap detail kisah
dipaparkan dengan baik terlebih dengan begitu banyak tokoh di dalamnya.
Pada saat membaca
novel ini kita juga dituntut untuk memanggil memori tentang sejarah Indonesia
masa lalu karena berkaitan dengan riwayat kolonialisme Belanda. Latar sejarah
yang disuguhkan E.S Ito membuat aku berfikir tentang betapa kerasnya usaha
penulis dalam mengumpulkan data, melakukan riset dan mensinkronkan setiap potongan
fakta sejarah untuk membangun sebuah kerangka cerita yang begitu kuat.
Yang membuatku semakin terpukau adalah
gaya khas penulis dalam mengakhiri cerita. Selalu unpredictable.
Satu hikmah yang bisa aku ambil adalah;
mungkin kita, pemuda Indonesia, lupa bahwa kita memiliki kisah sejarah yang
luar biasa.
This
novel, reminds me of it.
Words
on
Rahasia Meede:
Petaka bagi sebuah ilmu pengetahuan
apabila jatuh pada orang yang salah.
Itulah yang terjadi pada ilmu akuntansi.
Dia tumbuh menjadi perawan t ua yang membosankan. Luca Pacioli mempopulerkan
formula itu menyebutnya dengan istilah Deve Dare dan Deve Avere. Dalam
dasar-dasar ilmu akuntansi formula itu bertahan hingga saat ini. Tidak ada
perubahan berarti, itu membuat ilmu akuntansi tampak seperti perawan tua yang
membosankan. Tetapi, di tangan JP Coen, formula itu jadi menakutkan.
-
Guru Uban, hlm 82
Hanya lewat catatan kita bisa meneropong
masa lalu
-
Suhadi, hlm 92
Ilmu pengetahuan memang anggur yang
memabukkan. Dan esensi mabuk sebagaimana diungkapkan Nietzsche, adalah perasaan
berpunya banyak dan berenergi meningkat. Dari perasaan itu, manusia menyerah
pada berbagai hal.
-
Hlm 351-352
Tidak ada penguasa sejati yang
menampakkan rupanya di depan khalayak manusia. Itulah sifat Ilahiah yang ditiru
manusia. Penguasa sejati senantiasa mengendalikan kekuasaan di luar alam sadar
khayalak umum. Di luar batas kesadaran itulah mereka memiliki kemerdekaan untuk
berkehendak.
-
Hlm 356
Bukan seragam, badan atau langkah tegap
yang membuat kita berbeda, tapi disiplin pribadi. Bahkan dalam chaos pun kita butuh disiplin pribadi.
Kebebasan tanpa disiplin pribadi adalah bunuh diri.
- Kalek, hlm 637
Tweet |
1 komentar:
Blh mnt file nya kah? Tlg email ke dzahraramadani@gmail.com ya tq
Post a Comment