Another anti-mainstream trip,
selain ke tempat-tempat yang kurang terkenal karena belum di-booming-kan, atau wisata kota tua, wisata
sejarah juga bisa jadi pilihan. Jalan-jalan yang kayak gini memang kurang
banyak peminatnya. Bagi sebagian orang, berkunjung ke cagar budaya dinilai
kurang menarik karena ‘nggak ada pemandangan yang dilihat’. Tapi bagi yang suka
sejarah, atau siapapun yang kepo sama cerita dibalik sesuatu, pasti mau-mau aja
sih berkunjung dan melihat bukti dari terjadinya suatu peristiwa.
|
Kantor PDRI |
Tempat
yang menawarkan wisata seperti ini contohnya Kabupaten Lima Puluh Kota. Masih saudaraan
lah ya sama Kota Payakumbuh. Ada beberapa spot cagar budaya di sini. Yang aku
kunjungin sih cuma Tugu PDRI dan Rumah Tan Malaka. Spot cagar budaya ini
letaknya cukup jauh dari Kota Payakumbuh. Tugu PDRI berlokasi di Nagari Koto
Tinggi, Kec. Gunuang Omeh, Kab. Lima Puluh Kota. Sekitar 40km-an dari Kota
Payakumbuh.
|
Kantor PDRI dalam keadaan terkunci |
Aku
berkesempatan kesana juga karena jalan-jalan setelah selesai mengelola training kader di himpunan bersama
rombongan peserta. Aku dan teman-teman tertarik kesini ya nggak lepas karena
kami pernah baca buku dan diskusi tentang sejarah dan pergerakan Indonesia jaman
dulu. Kalau nggak, ya mungkin nggak tau juga. Nggak tau deh, mahasiswa sekarang
masih tertarik nggak ya sama hal-hal begitu. Atau jangan-jangan pada nggak tau
PDRI itu apa. Padahal sejarah bangsanya sendiri. #sigh. Makanya kali ya isu
wajib bela negara digaungkan lagi. Biar menumbuhkan nasionalisme, katanya. Ah,
padahal....ah sudahlah, bahasnya tersendiri di next post, maybe.
Well, back to topic. Penyebab tempat-tempat
seperti ini kurang menarik mungkin karena kurang dapat perhatian dan promosi dari
pemerintah setempat. Kurang menjual gitu. Selama ini yang digembar-gemborkan
sih hanya wisata alam aja. Buktinya tempat ini sepi dan kotor. Cat pada tugunya
mulai terkelupas. Bahkan ketika aku kesana. Kantor PDRI juga dalam keadaan
terkunci. Kami cuma bisa ngintip dari luar. Entahlah, mungkin karena waktu kami
kesitu hari bukan weekend atau holiday. Tapi asiknya karena sepi aku
dan rombongan jadi puas foto-foto sih.
|
Tugu PDRI |
|
isinya: Personalia PDRI yang disusun menurut jadwal pengangkatan |
|
gedean bukunya ya ketimbang aku |
|
Balai Godang Koto Tinggi |
Next destination is
Rumah Tan Malaka. Bertempat di Nagari Pandam Gadang, Kec. Gunuang Omeh, Kab.
Lima Puluh Kota. Rumah Gadang dengan lima gonjong ini berisikan banyak foto dan
beberapa koleksi buku karya Tan Malaka ataupun tentang Tan Malaka. Masih sama
dengan spot sebelumnya, tempat ini juga cenderung sepi.
|
Rumah Tan Malaka: Museum & Pustaka |
|
Tampak Depan |
|
surau dekat rumah Tan Malaka |
|
we were here |
|
bagian dalam rumah |
|
koleksi buku |
|
Ranji Datuk Tan Malaka |
Setelah
wisata sejarah, kami juga menyempatkan diri buat wisata alam ke Lembah Harau. Rugi donk, kalo
nggak. Karena kebetulan lokasi training dan mess kami deket banget sama Harau,
Begitulah
jalan-jalan anti-maintstream tahun 2013 lalu.
Iyaa...kejadiannya
udah lama. Kan demi menyelesaikan daftar postingan yang mesti diabadikan di
blog ini. Hahay.
|
Lembah Harau |
3 komentar:
asyik sih wisata sejarah, tapi apa ya, kayaknya kurang greget :D
Iya mbak..biasanya kalo wisata sejarah emang nggak se-greget wisata lainnya ya..
terima kasih. menarik
Post a Comment