Remember when I said in the previous
post , there are several things that I have to write here?
Yep, tulisan ini adalah salah satunya. Ketika April lalu jalan-jalan keluarga ke Lembah Harau, sebenarnya kami ke Danau Tarusan Kamang terlebih dulu karena
deket dari rumah dan searah kalau mau ke Payakumbuh eh Lima Puluh Kota.
|
here we are. photo taken by: Papa |
Danau mini ini berlokasi di Nagari Kamang
Mudiak, Kec. Kamang Magek, Kab. Agam dan BUKAN BUKITTINGGI. Kalau dari kota
Bukittinggi, bisa terus ke arah Payakumbuh, belok kiri di Simpang Limau
(sebrang Hotel Pusako), terus lurus ke Simpang Tigo Koto Panjang, belok kiri
lagi sampai ke Pakan Sinayan. Abis itu, belok kanan, trus lurus aja deh. Jalannya
sempit sih, tapi muat buat mobil kok. Sebenarnya bisa juga masuk dari Simpang
Tanjuang Alam, Simpang Canduang, atau Simpang Biaro. Tapi jalannya lebih
belok-belok, lumayan membingungkan dan susah diinget. Jadi mending masuk lewat
Simpang Limau aja deh. (p.s: makasi buat informan yang nunjukin jalan ini
sehingga bisa ditulis dengan baik)
|
ada pulau kecil di tengah. don't ask me gimana cara kerbaunya kesana |
|
Hafiz, Amal, Pak Etek Datuk, Papa udah kayak peserta fear factor |
|
bagian tepi danau |
Disebut ajaib karena danau ini merupakan danau
karst, yaitu danau yang terbentuk karena pengikisan batu kapur oleh air. You may google biar lebih ngerti. Intinya
sih, kadang-kadang air danau ini ‘menghilang’ begitu saja dan menjadi padang
rumput yang luas. Kalau lagi kering, biasa disebut musim rumput sama penduduk
sekitar. Uniknya lagi, kita nggak pernah tau kapan danau ini bakalan kering
atau berair kembali. Kebetulan pas aku kesana danaunya lagi ‘berair’. Mudah-mudahan
kalau ada kesempatan, pengen sih ke sana lagi pas danaunya lagi kering. Biar dapet
foto yang beda.
Buat
masuk kesini belum ada tarif yang resmi. Belum pake tiket masuk juga. Tarif
parkirnya juga belum ada. Jadi saat itu
kami bayar seiklasnya aja.
Kearah
atas dari danau ada padang rumput yang luas saking luasnya bisa salto dan
koprol juga dan bukit-bukit. Ada jalan setapak sih. Nggak tau tembusnya
kemana. Kata informan aku sih, dibalik bukit itu ada ladang dan perumahan
penduduk Kamang.
|
it leads to somewhere i don't know |
|
sedang menahan diri biar ga kayak artis yang ngomong: "I Feel Free" |
Ketika
musim berair, ada jasa rakit juga. Bayarannya cuma Rp 5.000,-. Nggak tau ya
kalau sekarang udah naik. Kayak nilai rupiah terhadap dollar. Karena di sekitar
danau ada padang rumput yang luas, bisa banget lho dijadiin tempat piknik. Tinggal
bawa tikar sama bekal. Nggak ada yang jual makanan berat sih di sana. Yang ada cuma
minuman ringan dan ‘karupuak mi’.
|
rakit yang bisa disewakan |
|
kerupuk mie |
Oya,
katanya di sekitaran sini ada gua juga, namanya Ngalau Tarang dan Ngalau Kalam.
Nggak tau sih, masuknya dari mana. Dan kayaknya bentar lagi dua spot ini
bakalan tenar deh. Sumpah pengen banget kesana. Tapi, kapan?
|
never forget to selfie |
2 komentar:
Ketika masih bisa lihat langit biru di Sumatera Barat.
Hiks..iyakak..kangen liat langit biru ya. Sekarang kalo jalan" langitnya putih semua..
Post a Comment