Judul: Hujan
Pengarang: Tere Liye
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: Januari 2016
Halaman: 320
Rating: 4 of 5
Karena kenangan sama seperti hujan. Ketika dia datang, kita tidak bisa menghentikannya. Bagaimana kita akan menghentikan tetes air yang turun dari langit? Hanya bisa ditunggu, hingga selesai dengan sendirinya. – hal 201
Well... kejutan baru dari Tere Liye.Sci-Fi bercampur kisah cinta. Berlatar
tahun 2042, Tere Liye menceritakan kondisi dunia yang udah canggih banget,
namun dengan kondisi bumi yang semakin menua. Unsur science fiction yang dibangun Tere Liye membuat kita berimajinasi mengenai
gambaran dunia ini nanti, ketika tahun 2050-an. Sudah ada mobil tanpa supir, juga
taksi yang bisa terbang. Beli baju pun gampang, tinggal nyebutin ukuran, warna
yang disuka, trus model kayak apa, akan keluar beberapa pilihan di gadget kita.
Jadi, toko-toko baju di sana hanya kamuflase. Something yang mungkin aja sih terjadi di masa depan.
Adalah Lail, gadis
13 tahun yang menjadi yatim piatu saat terjadi bencana alam. Gempa bumi dari
gunung purba dan mengakibatkan tsunami di belahan bumi lain. Namun, saat
bencana itu pulalah ia ‘bertemu’ dengan Esok, lelaki yang menarik tas
punggungnya sehingga Lali tidak tergelincir ke dalam lorong kereta bawah tanah.
Lail dan Esok kemudian ‘terjebak’ dalam kakak-adik zone selama masa pengungsian. Dimana ada Esok disana ada Lail. Tapi
bukan kakak-adik zone yang biasa. Nggak
biasa karena mereka berdua memiliki cara yang ‘santun’ dalam menjaga hati
#eaaa. Sepertinya Tere Liye menyelipkan nilai-nilai tentang itu di sana.
Juga ada Maryam,
sahabat setia Lail. Bertemu setelah masa-masa pengungsian dan mereka pindah ke
panti. Sayangnya, hubungan Maryam dengan Lail ini kok perfect banget ya. Kayak nggak
ada berantemnya gitu. Apalagi Maryam yang tau bahwa hubungan Esok dengan Lail
itu lebih sedari sekedar kaka-adik zone.
Nah, dengan karakter Lail yang introvert, kok dia nggak dibikin marah ‘beneran’
ketika Maryam menggoda hubungan yang terjalin antara mereka berdua.
Nah, masa itu
diceritakan kalau bencana alam yang terjadi itu baru permulaan. Setelah itu
terjadi musim dingin berkepanjangan. Daerah subtropis pun bisa turun salju. Kejadian
ini membuat pemerintah meluncurkan sebuah pesawat ulang-alik untuk
mengembalikan ke iklim yang semestinya. Sayangnya, ada efek jangka panjang yang
harus diterima penduduk bumi.
Kenapa Hujan?
Ceritanya semua
hal penting yang terjadi dalam kehidupan Lail terjadi ketika hujan. Apa aja
kejadiannya, silakan baca sendiri. Konflik dalam novel ini sebenarnya sudah
disuguhkan di awal cerita; ketika Lail ingin menghapus memori tentang hujan. Oh,
di buku ini bahkan udah ada teknologi untuk menghapus ingatan. Ingatan yang
mana aja kamu mau. Kayak film Eternal
Sunshine of the Spotless Mindnya Jim Carrey.
Bukan melupakan masalahnya. Tapi menerima. Barangsiapa yang bisa menerima, maka dia akan bisa melupakan. Tapi jika dia tidak bisa menerima, dia tidak akan pernah bisa melupakan. – hal 308
Apa kaitan semua
itu dengan Lail? Baca aja sendiri.
Aku suka alurnya. Keseluruhan
cerita hanya terjadi kurang dari satu hari, tapi bisa mengisahkan potongan-potongan
kejadian bertahun-tahun lalu. Aku juga suka quotenya
yang ngena banget #curhat. Haha, bukan..tapi suka dengan nilai-nilai yang
ada di dalamnya. And most of all, aku
suka endingnya.
Buat kamu pecinta
hujan, mungkin kamu bakalan suka.
Apalagi kalau
bacanya pas lagi hujan.
Atau lagi berusaha
untuk deal with memories.
Toh semua akan kalah oleh waktu. Ibu belajar banyak bahwa sebenarnya hanya orang-orang kuatlah yang bisa melepaskan sesuatu, orang-orang yang berhasil menaklukkan diri sendiri. Mesi terasa sakit, menangis, marah-marah, tapi pada akhirnya bisa tulus melepaskan, maka dia telah berhasil menaklukkan diri sendiri. – hal 298
Hidup ini juga memang tentang menunggu, Lail. Menunggu kita untuk menyadari: kapan kita akan berhenti menunggu – hal 228Oiya, aku rela nungguin buku ini terbit demi ikutan Reading Challengenya Mbak Yuska. Karena challenge bulan Januari adalah membaca buku dengan judul Hujan/Rain atau buku dengan cover biru. Pas banget kan J
Tweet |
7 komentar:
worth it to read gak nih kak buat penyuka sci fi?
Melihat nama pengarangnya sudah terbayang kisah percintaannya berjalan lurus seperti rel kereta api. Ini baru dugaan ayah saja, soalnya ayah belum punya bukunya, bahkan judulnya saja baru tahu dari resensi ananda ini.
Wuiiihh, kakfia udh baca aja. Aku jadi penasaran, klo baca review-review beberapa orang umumnya bilang buku ini ringan dan enak dibaca. Nabung ah...
Awin: boleh aja win..
Ayah: sebenernya jalan yg mereka tempuh berkiku-liku yah...tp kalau lurus berarti baik, tidak macam", tidak aneh", memang iya.
Kak Ferdi: iya kaak.. seru aja. Ringan n penuh makna
Wow kakak udah duluan nih, jadi pengen baca juga #kumpulinjajan.
Pinjemmmmmmmm
Makasi buat review nya ka fia :)
Post a Comment