Let me tell you, guys. Whoever and wherever you are.
Sebenarnya kota Padang dengan pemimpinnya yang sekarang, udah mengalami banyak kemajuan lho. Contohnya Pantai Padang yang dulu ‘terkenal’ dengan tenda ceper, sekarang udah nggak ada lagi. Pinggiran pantainya jadi makin luas, taman-tamannya udah ditambah, tempat duduk-duknya makin banyak dan lengkap dengan berbagai jenis jajanan seperti pensi, langkitang, kerupuk mie, kelapa muda, dll. Di ujung arah jalan menuju Hotel Pangeran pun udah ada lapangan sepak bolanya. Dulu? Buat jalan kaki sepanjang pantai aja susah karena sempit dan kotor. Belum lagi sisi jalan satunya sudah dibangun warung-warung bertingkat yang sengaja dijadikan spot kuliner dan tempat jualan ‘apa saja’, hasil kerjasama pemerintah kota disponsori oleh kantor dan beberapa pihak lain #eeaaa. Dibikin bertingkat supaya kalau selfie dengan latar pinggiran pantai jadinya bagus banget. Aku aja belum pernah foto disana. Bahkan, sekarang udah ada spot bertuliskan PADANG, which is, lagi-lagi aku belum pernah foto di sana karena keasikan kerja selalu ramai dengan pengunjung.
sumber foto: beritasumbar.com |
Nggak
hanya spot itu aja sih yang booming
banget buat foto-foto. Pemerintah Kota Padang yang sepertinya memahami
kebutuhan anak muda seperti saya untuk foto di setiap moment dan tempat
demi upload ke jejaring sosial, mulai
membangun tempat-tempat nongkrong, atau sekedar tempat berfoto lengkap dengan papan
namanya. Apa sih itu istilahnya? Yang biasanya dibuat dari besi (mungkin?) sebagai
petunjuk nama spot tersebut. Letter ya? Yang kayak tulisan PADANG gitu deh.
Namun
sayang sungguh sayang…
Umurnya
nggak lama. Tempat-tempat ‘bagus’ tadi yang belum setahun jadi, malahan udah
rusak. Coba deh instagramnya @infosumbar, waktu Emen adminnya mengunggah foto orang
yang sedang berfoto tepat di depan tulisan ‘Dilarang Menginjak Rumput’. Padahal,
disana udah ada papan pengumuman yang isinya nggak boleh menginjak rumput dan
pinggir taman, juga dilarang berfoto berdiri di tempat kedudukan huruf-huruf
itu. Tapi nyatanya? #sigh. Mungin kita tinggal menunggu waktu aja tempat itu
jadi hancur dan jelek karena kita sendiri.
Well,
beberapa tempat yang sudah pernah rusak di Kota Padang adalah:
1.
Mesjid Raya Sumbar
Ini bukan tempat nongkrong ya, tapi tempat ibadah :)) Sengaja dimasukin ke daftar, karena memang ada kejadiannya. Siapa
sih yang nggak inget bulan Juli 2015 dimana huruf D pada tulisan
Mesjid patah padahal belum genap dua bulan diresmikan? Dan nggak lama setelah
itu huruf Y menyusul hilang di bulan September 2015. Seperti tidak selesai
sampai di situ, huruf T pun ikut-ikutan raib. Why?
sumber foto: IG @infosumbar |
sumber foto: IG @infosumbar |
sumber foto: IG @infosumbar |
2.
Taman Dipo
Taman
yang sebenarnya sudah lama menjadi lokasi nongkrong sore sampai malam anak muda
kota Padang sekarang sudah dinamai dan dibuatkan papan namanya. Sayangnya kemaren
sore, 17 Januari 2016, aku melihat huruf T yang letaknya bersebrangan dengan toko
alat tulis terkenal di Padang, sudah tidak ada.
sumber foto: pribadi |
huruf P dan O sisi satunya lagi sudah mulai miring sumber foto: pribadi |
3.
Taman Tugu Jong Sumatra
Sempat
tidak dilirik oleh warga kota Padang, kini spot yang berada tepat di depan
hotel Grand Ina Muara kini begitu eye-catching.
Selain karena warna tugunya yang putih bersih dengan puncak berwarna biru, spot
ini juga sudah dilengkapi tempat duduk-duduk dan papan nama berwarna merah. Tugu
bersejarah ini merupakan tugu pertama yang dibangun di Padang, yaitu sejak
tahun 1910. Sama kayak pabrik di kantor. Tugu ini juga dibangun menggunakan
semen padang #eh #bukaniklan. Yang rusak memang bukanlah tugunya (jangan sampe
deh). Tapi huruf TA dan G sudah mengenaskan.
sumber foto: pribadi |
4.
Monumen Gempa
Tenang,
papan nama di Monumen Gempa masih bener kok. Mungkin karena posisinya yang
tinggi dan nggak bisa dirah dengan tangan ataupun dipanjat. Tapi kebersihannya…ampun
deh.
sampah oh sampah |
Kadang
suka heran... Segampang itukah papan nama yang terbuat dari besi bisa patah dan
rusak? Sepertinya nggak deh. Maka anak-anak alay pun kerap disalahkan
karena suka merusak, buang sampah sembarangan, nggak mau dibilangin, dan ga
patuh aturan. Aku sebagai anak muda yang pernah alay pun merasa malu
sebenernya. Kayaknya aku dulu nggak gitu deh. Hebatnya, generasi alay ini nggak hanya yang muda, tapi juga ada
bapak-bapak dan ibuk-ibuk tertangkap mata dan kamera menjadi pihak yang justru tidak menjaga fasum yang ada. Apa mungkin mereka ga bisa move-on ke siklus hidup berikutnya kali ya? Plis deh, apa nggak cukup
cari bahu buat bersandar sampe butuh papan nama buat bersandar pas foto-foto?
Padahal
kita dulu sering mengeluh ke pemerintah. Yang dibilang
kurang perhatianlah dengan potensi wisata Kota Padang, kurang peduli dengan
anak muda lah, atau nggak mendukung kreatifitas masyarakatnya. Nah, kayaknya
sekarang pemerintah mulai belajar lo. Apa salahnya kita membantu dengan tidak
merusak apa yang sudah dibangun. Pemerintah pasti senang, dengan semakin banyak
foto-foto kece kota Padang atau daerah manapun di Sumatra Barat yang diupload di media sosial, maka nama Sumbar
jadi semakin oke kan? Lah, kalau untuk berfoto aja masi susah diatur, gimana
yang lain?
Jangan
berharap deh punya pemimpin seperti Kang Emil yang udah bikin ini itu di
Bandung sana kalau dari fasilitas yang kecil kayak gini di Padang aja kita
nggak bisa menjaga.
Ini
baru tentang papan nama, belum lagi fasilitas lain.
Ini
baru tentang Padang, apalagi kalau bicara Sumatra Barat.
Yah,
begitulah. Jalan-jalan sore yang menginspirasi munculnya postingan ini. Beberapa
kali postingan aku bercerita tentang indahnya Sumatra Barat sayangnya mesti
ternodai dengan kenyataan yang ada. Sedih.
Mulai sekarang, kita belajar menjaga fasilitas publik, yuk?
Tweet |
10 komentar:
Aku sendiri juga belum pernah foto di tempat-tempat itu, kak.
Iyah, aku juga blom foto2 di taman baru. tapi udah keburu rusak ajah :(
padang bagus yaa.. kapan-kapan main ah kesana
Aku karna mau foto eh malah nemu begini kak.. kan syedih.
Iya ti...malahan aku belum pernah ke mesjid itu.. rusaknya udah beberapa kali..hiks
Alhamdulillah dibilang bagus.
Makanya kesini..hahaha..
Ill be waiting for newspaper version 😆
Give a shoot.
yah udah rusak ajah huhuh
Untuk beberapa hal, I hate minang people
termasuk soal yang ini nih wkwkwkw
Bentar lagi tulisan padang di pantai padang bkaykanya juga bakal rusak tuh
apalagi kalau petugas2nya mulai sering nggak di tempat
belum lama ini aja liat orang2 pada selfie nginjak rumput di depan tanda dilarang nginjak rumput. dan petugasnya lagi nggak disana. kzl
huhuu
MasyaAllah, kenapa yaa masyarakat kota Padang ngga bs merawat kotanya sendiri? Padahal pemerintah sdh susah payah untuk memajukan dan kebersihan kotanya. Byk maling pula , masa' huruf di mesjid tega banget di colong? Buang sampah jg msh sembarangan padahal sdh tersedia tmp sampah. Pernah aku lewat bbrp minggu lalu, tmp sampahnya raib . hilang entah kemana. MasyaAllah. Segitu teganya kah untuk kota tercinta kita ini?....
Perekonomian disini susah maju nya . krn tmp wisata yg sdh di renovasi jd jelek lg.
Bagaimana masyarakat kita ini? Jgn memalukan dgn kota lain. 😭 yg aku sedih kan, itu mesjid lhoo... Tega bgt kalo sampe diambil.
Krn pengalaman, daerah tmpku jg rawan perampok di rmh2nya.
Post a Comment