Judul : Namaku Mata Hari
Pengarang : Remy Sylado
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun : 2010
Halaman : 559
Rating : 4 of 5 stars
Semua kebenaran yang ada di kulit bumi ini takarannya sementara: ada saatnya manusia menikmati ketawa karena senang, ada pula saatnya manusia mesti membiarkan air matanya tumpah sampai cadangannya habis karena susah. – hal. 113
Hoki
lagi.
Buku
yang aku dapatkan dari obral buku murah Gramedia, ternyata bagus.
Aku
baru tau kalau Remy Sylado adalah penulis Ca Bau Kan. Memang sih, namanya cukup
familiar *kemudian ditimpuk*.
Ya iyalah dia kan sastrawan Indonesia. Sepertinya
besok-besok aku mau deh beli baca buku karangan dia yang lain. Dan bener
ya, semakin banyak membaca, semakin sadar kalau kita banyak nggak taunya.
Namaku
Mata Hari.
Mata
Hari dengan mata dan hari yang dipisah penulisannya. She is exist? Perempuan Indo berdarah Jawa-Belanda, menikah dengan
orang Skotlandia yang pernah ditugaskan ke Indonesia. Coba googling deh, dan memang ada.
Marah yang tepat haruslah berurusan dengan cara bagaimana mengalahkan lawan omong dengan kata-kata terpilih. Biasanya kata-kata yang keluar dari mulut tanpa tertata urutannya, mutunya hanya sama dengan kentut, tak bisa dijadikan senjata dialog. – hal. 133
Agak
risih mulanya, karena bagian awal menceritakan ’kebutuhan’ Mata Hari yang tidak
biasa bagi seorang perempuan muda. Dan kebutuhan yang tidak biasa inilah yang
mengawali rentetan kehidupan seorang Mata Hari sampai akhir hayatnya. Mulai dari
kehidupan pernikahan yang penuh drama, menjalani jalan penuh liku untuk
mengikuti passion sebagai penari
erotis, menjadi pelacur di kalangan militer dan pejabat penting sampai berperan
sebagai double-agent bagi Jerman dan
Prancis, dua negara pemicu Perang Dunia I.
Banyak
informasi yang disampaikan Remy yang pastinya melalui riset yang jelimet. Banyak
footnote dan diselingi foto-foto Mata Hari, bikin aku kagum. Gaya bahasa yang
beda, karena banyak memakai kata-kata ilmiah popular. Dan dengan senang hati
aku buka kamus biar tau artinya.
Katanya
sih ini fiksi sejarah. Karena memang ada beberapa fakta yang dibuat berbeda
dari riwayat Mata Hari yang sebenarnya. Aku nggak tau pasti sih, mungkin yang
berlatar belakang ilmu sejarah lebih paham.
Novel
yang cukup menghibur dan menambah pengetahuan.
Uang bisa membeli kesenangan, tapi percayalah uang tidak bisa membeli ketenangan. Ketenangan bisa kau peroleh dengan cuma-cuma, gratis, tanpa biaya, hanya dalam kemauan berdoa dengan khusyuk. – hal 302
Bahwa kata bisa menjadi paripurna ketika akal di kepala dapat mewakili rasa di hati sebaik-baiknya, sebaliknya kata bisa sekedar menjadi kentut ketika hati tidak menguasai akal untuk memilih dan menyusun pikiran dan perasaan denga setepat-tepatnya. – hal 469
Tweet |
1 komentar:
novel yang bikin tertarik.
Post a Comment