Nah,
ada nggak?
Selama belajar dalam sebuah proses yang
bernama kehidupan ini, bagi aku sabar adalah salah satu mata pelajaran hidup
yang berat. Setelah proses yang berulang, aku menemukan sebuah kesimpulan
sendiri tentang sabar:
Sejatinya,
kesabaran itu tidak ada batasan. Hanya kemampuan manusia yang terbatas.
Bertahun-tahun kesimpulan ini melekat dalam
diri, sehingga ini kerap menjadi sebuah pembenaran bahwa manusia punya hak
untuk marah, menangis, atau melampiaskan emosi. Tapi hidup terus berjalan. Proses
belajar terus berlanjut. Aku menyadari bahwa kesimpulan tadi belumlah
kesimpulan akhir. Ternyata proses ini mengajarkan sesuatu yang kemudian sedikit
demi sedikit merasuki pemikiran tadi:
Bahwa, sejatinya kesabaran itu tidak berbatas. Hanya kemampuan manusia yang terbatas. Tapi manusia juga dituntut untuk senantiasa ‘break the limit’ alias melakukan gebrakan atau terobosan dalam dirinya agar batasan-batasan itu tidak lagi menghambat potensi yang ada, apalagi mengkerdilkan kemampuan kita sebagai manusia.
I must confess: I’m still
learning.
Yap, aku masih belajar. Selalu belajar. Belajar
dalam level yang beda setiap saat. Iyalah, syarat belajar itu kan harus ada
perubahan. Juga harus ada ujiannya. Pada ujian itulah kita akan melihat apakah
kita sudah ‘layak’ buat ‘naik kelas’. Toh, orang besar itu melalui ujian yang
besar juga.
And so am I.
kadang berhasil, kadang kepeleset dan jatuh lagi.
kadang berhasil, kadang kepeleset dan jatuh lagi.
Akan selalu ada moment dimana kesabaran kita
diuji. Dengan level yang berbeda. karena proses tidak akan berhenti sampai
akhir hayat, maka ujian juga tidak akan berhenti. Mengutip kata seorang abang:
Pribadi
yang matang adalah pribadi yang tau dengan apa ia mesti bertahan. Kadang diri
kita perlu diuji, agar kita ngerti dan semakin kenal dengan kelebihan dan
kekurangan diri.
Juga
kata penulis Tere Liye:
Hidup tidak seperti novel, yang kalau halaman sekarangterasa sesak, sedih, menyakitkan, penuh masalah, maka dengan bersabar membaca 10, 20 halaman berikutnya semua selesai. Berubah menjadi kebahagiaan. Apalagi seperti film yang cukup beberapa menit jadi happy ending.Di kehidupan nyata, kita bahkan perlu 10, 20 bulan, bahkan tahun, harus BERSABAR agar semua selesai, berubah menjadi membahagiakan. Karena itu, menjadi sewasa oleh kehidupan, memiliki pemahaman baik karena proses kehidupan akan membuat seseorang lebih kuat.
Mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat, buat
aku, juga buat siapapun yang sedang mengikuti ujian kesabaran. Tulisan ini
bukanlah kesimpulan akhir, karena jalan hidup masih panjang.
22:32
– Balkon Lantai 2
*tulisan ini tercipta gara-gara status fb seorang adik.