Sejak kapan sesuatu yang tidak menarik lantas memberimu peluang untuk menolaknya? Sayangnya hidup tidak semacam itu. – hal. 447
Akhirnya,
edisi pamungkas dari tetralogi Muhammad oleh Tasaro GK, selesai dibaca sejak tahun
lalu. Ada sedikit perasaan nggak rela sih karena bukunya seru dan
menggugah. Menggugah bukan hanya karena gaya tutur yang selalu aku sebut dalam
postingan-postingan sebelumnya, tapi juga menggugah hati untuk mencari referensi
yang valid tentang kejadian-kejadian yang diceitakan.
Hadirnya
buku ini memberi warna baru karena ga banyak juga kan buku-buku sejarah
kerasulan Muhammad SAW serta khalifahnya dikemas dalam bentuk novel. Aku aja
baru tau kalau begitu banyak konflik dan intrik yang terjadi pada masa khalifah
‘Ali. Hal lain yang baru aku tahu adalah regangnya hubungan Utsman dengan ‘Ali.
Ketauan banget deh kurang ilmu pengetahuannya tentang sahabat-sahabat Nabi
sampe mikir mesti cari sumber bacaan lain.
Beberapa
kejutan dihadirkan dalam bagian tengah menuju akhir. Sedikit demi sedikit
penulis menyingkap rahasia tokoh utama, Kashva, dan masa lalunya. Hebatnya,
penulis selalu memberi jeda di setiap bagian-bagian yang bikin penasaran tentang
Kashva dan Astu untuk kemudian melanjutkan cerita tentang khalifah ‘Ali. Ala ala
Dan Brown gitu.
Seorang wanita bisa menunggu seseorang sambil memlihara harapan masa depan meski tidak ada yang benar-benar terjadi kemudian, bertahun-tahun, bahkan seumur hidupnya, dia memperlakukan penantiannya sebagai sebuah pengabdian – hal. 589
Kalau
aku bilang, buku ini berkelas.
Nggak
nyesel punya koleksi lengkap buku ini. Tidak untuk dipinjamkan, tentunya. Nih,
yang mau ngintip tentang tetralogi Muhammad secra lengkap menurut kacamata Fia:
Atau boleh juga berkunjung
ke salah satu novel Tasaro GK selain tetralogy Muhammad, yaitu Kinanthi,Terlahir Kembali.
Pesan Ali bin Abi
Thalib sebelum wafat:
…bertaqwalah kepada Allah. Jangan kalian mengejar dunia meski dunia mengejarmu. Jangan menyesali sesuatu yang sudah lepas. Berkata yang benar dan beramallah untuk memperoleh pahala. Jadilah kalian musuh kezaliman dan membela orang yang menjadi korban kezaliman – hal. 607
Setiap bunyi wasiat
yang dikatalan ‘Ali rupanya pengulangan apa yang selalu diingatkan oleh sang
Nabi.
…tepatilah shalat kalian,karena itu adalah tiang agama. Jangan takut kritik orang lain demi Allah. Bicaralah kepada orang dengan baik dan sopan – hal. 608
Tweet |
0 komentar:
Post a Comment