foto diambil dari Mading 2.0 Blogger Palanta di #SMSFest2014 |
Sejak
beberapa bulan belakangan, tepatnya sejak awal tahun deh, aku mulai nyadar
kalau konten blog aku semakin monoton. Kalau nggak review buku , ya cerita
jalan-jalan.
Nggak
hanya itu, kadar menulis di blog juga semakin berkurang sejak kerja. Yah,
memiliki 5 hari kerja seminggu (diluar lembur) memang menguras waktu. Sisa 2
hari di penghujung pekan juga tentunya dihabiskan buat hal-hal lain dalam hidup
seperti keluarga, teman (selain teman kantor, of course), komisariat, atau pacar (#eh, emang punya?). Belum lagi
kalau ada acara ini itu, semakin berkuranglah waktu untuk diri sendiri yang
benar-benar sendiri.
Meskipun
begitu, aku bersyukur karena tahun ini sepertinya aku sudah bisa beradaptasi
dengan ritme dunia kerja (aamiin) dan mulai bisa membagi waktu untuk membaca
buku juga nyempet-nyempetin bikin postingan di blog. Tanpa harus memaksakan
diri. Kalau lagi pengen ya aku kerjain. Kalau nggak, aku pun nggak menjadikannya beban. Dengan begitu, aku menjadikan semuanya menjadi lebih mudah
untuk dijalani. Buktinya rata-rata tulisan di blog sampai dengan tiga bulan ini
cukup stabil. Jumlah buku yang dibaca pun melampaui target bulanan. Dan walau
bagaimanapun, kerja yang aku geluti sekarang adalah yang menunjang aku untuk
tetap melakukan hal-hal yang kau inginkan, atas izin Allah. Alhamdulillah. Eits,
aku kayak lagi ngasi laporan bulanan aja. Bahasanya formal banget.
Balik
ke cerita awal. Tetep saja memang banyak hal-hal kecil yang sudah sangat jarang
aku kerjakan atau aku pikirkan untuk kemudian dituliskan di blog. Misalnya,
‘mengurus’ organisasi tempat aku pernah menghabiskan waktu karena toh
sekarang udah bukan jaman aku lagi, nontonin stok film di laptop three or four in a row apalagi film
serial yang bahkan aku sendiri udah nggak terlalu minat lagi buat abisin
stoknya tapi juga belum mau di-delete
dengan harapan masih akan ditonton suatu saat nanti, blogwalking semaleman suntuk, atau bikin tulisan-tulisan ringan
hasil melihat-melihat sekitar atau sekedar mengeluarkan sesuatu dalam kepala.
Poin
terakhir itu...yang aku rindukan.
Dulu,
ada-ada saja yang mau ditulis. Ada-ada saja yang bisa jadi bahan untuk di-update. Konten blog aku lebih penuh
warna. Ada lirik lagu, video youtube yang di-share cuma karena suka lagunya, foto-foto nggak penting,
tulisan-tulisan galau a la mahasiswa, sampai flashfiction yang pernah nongol beberapa kali di buku terbitan
@nulisbuku. Wuiss...masa-masa jaya.
Bukan
berarti sekarang tidak jaya lagi sih. Hahaha...
Huss,
nggak boleh sombong.
Kalau
dulu seseorang pernah bilang, blog aku bisa diibaratkan sebagai ‘aku’ dan
gambaran hidup yang aku jalanin dalam bentuk tulisan, dari sejak jaman copy-paste bulletin board-nya friendster
sampai sekarang. Lantas apakah di titik ini berarti hidupku hanya berkutat
dengan kantor yang jarang aku tulis (emang pernah?), lalu buku yang aku baca
dan tempat-tempat yang aku kunjungi? Hmm...rasanya tidak juga. Hal-hal kecil
yang aku perhatikan masih banyak. Berbagai macam jenis perasaan masih bercampur
dalam hati dan pikiran bahkan lebih rame dari sebelum-sebelumnya.
Hanya
saja bedanya dulu aku menuliskannya. Sekarang tidak.
Ritme
kehidupan sudah berbeda apalagi sejak negara api menyerang.
Buat
aku, untuk menulis 2 halaman saja bisa menghabiskan waktu beberapa jam. Tulis
ini, tulis itu, hapus sana sani, baca ulang lagi. Semuanya butuh waktu. Iyalah,
menulis kan juga proses berpikir. Coba aja.
Dan
untuk sekarang, menghabiskan waktu seharian penuh di depan layar laptop lagi
setelah hampir seminggu juga seperti itu, aku nggak mau juga donk.
Ini aja udah bikin minus mata nambah -_-“. Makanya terkadang, aku memilih
membiarkan sesuatu entah apalah itu menari-nari di otak, lalu menuliskannya di draft atau notes smartphone tanpa
ada beban (hanya keinginan) mesti dijadikan postingan di blog. Dan sesungguhnya dari situlah
timbunan postingan berasal.
Yasudah,
Nggak perlulah aku berpanjang lebar lagi di sini, mengurai alasan demi alasan
kenapa isi blog aku sekarang tidak menarik lagi. You can think, whatever you want to think. I won’t judge whether it
right or wrong. I don’t want to describe, either. Yang penting aku bersyukur
(Alhamdulillah) karena masih tetap nulis, tetap nge-blog. Apapun tulisannya.
Bahkan nanti, jika naik ke level kehidupan yang selanjutnya. Jadi
tulisan-tulisan aku nggak lagi membosankan (itupun semoga masih punya
kesempatan untuk tetap nge-blog). Dan yang lebih penting lagi, mudah-mudahan
timbunan tulisan yang masih aja belum diposting bisa segera direalisasikan.
Aaamiin.
Eh, postingan ini
bukan review buku atau jalan-jalan lagi lho J