Aku sering berfikir
untuk menunda rasa. Agar tak salah merasa.
Maka malam ini berbeda.
Juga banyak malam sebelum ini.
Lembaran putih di
hadapanku masih kosong. Hanya kursor yang berkedip-kedip.
Aku tak pintar mengisahkan
cerita bahagia.
Sebut aku tidak
adil.
Karena banyak kata tercipta untuk sedih dan lara tapi tidak untuk bahagia.
Bilang saja aku
pilih kasih.
Yang tidak mengabadikan rasa yang di damba setiap orang.
Yang kemudian
kupilih untuk kusimpan saja dalam hati. Lalu senyum sendiri.
Meski hujan sebentar tetap tak bisa menjadi
pengungkit untuk memunculkan kata.
Ah, biarlah. Aku tak
mau merusak rasa dan mengaduknya dengan logika.
Aku dan duniaku
sedang bermesraan. Rasanya itu saja cukup.
Tweet |
0 komentar:
Post a Comment