Marhaban ya Ramadhan.
Alhamdulillah masi diberi kesempatan untuk menyambut datangnya bulan penuh berkah ini.
Meskipun atas kehendak Allah,aku ga bisa menikmati indahnya hari pertama puasa, toh tidak menyurutkan niat untuk memasang beberapa target perbaikan diri dan peningkatan tabungan ibadah.
Nah…Biasanya kalo udah memasuki awal ramadhan, pasti hp berbunyi lebih sering dari biasanya. Sms maaf lahir batin, mulai dari yang paling simple, sampai yg paling puitis romantis pun ada.
Sms menjadi salah satu alternative yang memudahkan orang untuk mengucapkan maaf. Tanpa harus bertemu pun, kata ‘maaf’ dengan mudahnya tinggal diketik. Penerimanya pun bisa langsung ke semua orang yang ada di daftar telefon yang tersimpan di hp. Otomatis, si pengirim sudah meminta maaf dan tentunya berharap langsung dimaafkan. Asumsi awal adalah, mana ada sih yang ga maafin,,kan udah mau puasa..
Tanpa berpikir seberapa besar kesalahan yang pernah diperbuat, atau seberapa besar rasa sakit yang muncul karena kesalahan orang, biasanya kita bisa dengan mudah memaafkan karena ‘memang momentnya’.
Tapi kalo diliat lebih dalam, apakah esensi MAAF itu tersampaikan?
Apakah orang-orang yang kita kirimi sms benar” memaafkan kita?
Atau bahkan, apakah kita bener” maafin orang” yang mengirimi sms itu?
Gimana kalo ga kirim sms?
Gimana dengan sebagian orang yang mungkin lagi ga ada pulsa, atau memang tidak sms-person?
Apakah orang” yang seperti itu tidak kita maafkan?
Apakah berarti orang” itu tidak punya niat untuk meminta maaf?
Apalagi ada hadits nabi yg bilang pas salaman itu, berguguran dosa” (map..lupa perawinya..)
Nah, kalo bisa ketemu, kenapa mesti sms?
Kadang, sama tetangga sebelah rumah, sama temen satu kosan, satu kelas, etc..kita lebih memilih untuk sms aja, biar gampang..
Dan,..kalo dikorek lebih dalam lagi…
Apakah kita memaafkan hanya karena memang ‘moment nya’ atau memang bener” udah dimaafin?
Apakah setelah puasa dan setelah lebaran nanti kita tidak akan mengungkit” kesalahan org lagi?
Juga tidak mengungkit” rasa sakit hati yg pernah muncul?
Hmm…bingung juga kalo mau di jawab satu-satu.
Pastinya jawaban tiap orang akan berbeda”..
Buat aku…permintaan maaf yang baik itu dilakukan setulus hati, bukan karena keterpaksaan. Terkadang, juga harus bertarung melawan ego untuk meminta maaf dan memaafkan. Sulit…..memang sulit..
Dan kalau udah begini..
Ada sedikit kesadaran bahwa menjalin hubungan dengan orang bukanlah perkara yang mudah. Akan muncul berbagai jenis perasaan yang pastinya sulit diungkapkan dengan kata-kata., seperti esensi maaf tadi. Tapi sesulit apapun, untuk menjaga silaturahmi..manusia mesti belajar buat meminta dan memberi maaf.
Termasuk aku..
Maaf Lahir Batin..
#salaman
@home
31.07.11