Judul: 30 Paspor di
Kelas Sang Profesor [buku 1]
Penyusun: J.S
Khairen
Penerbit: Noura
Books
Tahun terbit:
Oktober 2014
Cetakan: Kelima,
Juni 2015
Halaman: 328
Rating: 3 of 5
Bikin pengen
jalan-jalan lagi, sumpah!
Bercerita
tentang cerita perjalanan sekaligus tugas kuliah sekumpulan mahasiswa Manajemen
FE UI ke luar negri. Tugas kuliah yang berupa bikin paspor dan jalan-jalan. Dosennya
emang kece! Meskipun sempat mendapat respon negatif dari berbagai pihak,
programnya tetep jalan. Kerennya lagi, mahasiswa ini nggak boleh minta duit
orang tua, minta bantuan siapapun untuk mempermudah urusan mereka. Yaa…walaupun
pada akhirnya beberapa orang jujur dengan menceritakan pertolongan-pertolongan
yang mereka minta.
Sama
dengan pendapat beberapa orang lain yang baca buku ini, aku menyayangkan kurang
gregetnya cerita-cerita perjalanan yang disampaikan. Mulai dari bagaimana
mereka mendapatkan uang, proses di imigrasi, mengurus visa atau how to survive there. Namun aku sih
maklum, kayaknya beberapa juga ada yang baru belajar menceritkan pengalaman
mereka dalam bentuk tulisan. Bagusnya adalah, aku seperti blogwalking karena gaya penulisan yang santai dan apa adanya.
Kata
pengantarnya lebih keren lagi. Eh, ya iyalah ya. Hahaha.
Di
saat mahasiswa yang aku yakin nggak semuanya berasal dari golongan mampu secara
finansial, mereka justru ‘ditugaskan’ ke luar negri buat sekedar ‘jalan-jalan’.
To get lost. To get helped. To survive
out there. Belajar menjadi burung rajawali alih-alih burung dara yang
cantik. Pastinya sih butuh budget
yang lumayan juga. Apalagi durasi perjalanan mereka berkisar 11-15 hari. But they’ve made it! Sumpah, aku
penasaran gimana prosesnya.
Oya,
sepertinya yang mau baca mesti tau deh, buku ini bukanlah buku panduan traveling. You won’t find any detail tips and tricks, cheaper hostel or dorm, most
wanted spot, etc. This book is about
going. Tentang jalan yang dipilih dan dialami bukan tentang kemana
tujuannya. Makanya Prof Rhenald membebaskan mahasiswanya mau kemana aja asal
bukan negara melayu. Aih, kalau aja banyak dosen yang berpikiran seterbuka ini
dan mau mengambil resiko seberani ini.
I must confess that,
paspor yang aku buat dulu dengan amat sangat tergesa-gesa juga terdorong dari
notes yang ditulis Rhenald kasali tentang meilhat dunia luar. Notes facebook
yang di share salah satu temen blogger di grup whatsapp, yang akhirnya membawa aku berhasil mengumpulkan cap demi
cap di lembaran paspor. One thing for
sure, baca buku ini bikin aku makin bersyukur, karena akhirnya bisa
jalan-jalan gembel dengan uang sendiri.
Nggak sabar baca
buku keduanya!