Sepertinya dalam
minggu ini kata ‘pertama’ begitu familiar.
Senin
kemaren, adalah pertama kalinya aku ngurus pembuatan paspor. Tepatnya,
pembuatan paspor secara online.
And yes,
cara pembuatan paspor baru online is much
easier!
Tinggal buka situs www.imigrasi.go.id, trus buka tab Layanan Publik di bagian atas, dan pilih Layanan Paspor Online.
Tinggal buka situs www.imigrasi.go.id, trus buka tab Layanan Publik di bagian atas, dan pilih Layanan Paspor Online.
Sayangnya,
setiap kali aku akses alamat situs ini melalui jaringan kantor selalu aja nggak
berhasil. Waktu cerita ke Uni pun, ternyata dia juga mengalami hal yang sama.
Jadi sepertinya emang mesti pake jaringan internet selain dari kantor, seperti
wifi gratis, atau via inet hp. Aku sendiri udah mencoba akses lewat wifi
gratis dari sejak sebelum bulan puasa. Tapi, yang namanya waktu itu
belum niat banget, jadilah tertunda terus. Akhirnya, karena udah keburu mau
pergi dalam waktu dekat, dan ceritanya abis
kena marah sama si Uni, karena niatnya pergi tapi paspor masih aja belum
dibikin, aku memutuskan akses via hp aja.
Akses
permohonan paspor baru online via hp
juga memiliki trik khusus. Entah ini berlaku di semua smartphone atau punya aku aja, nggak tau juga sih ya. Contohnya begini,
ketika mengisi beberapa kolom, aku nggak bisa masukkan data kalau layarnya
diperbesar duluan. Mesti di-tap sekali
aja di kolom isian itu, sampe dia memperbesar layarnya sendiri. Jadi saran aku,
lewat komputer atau laptop aja deh biar lebih gampang dan nggak bikin sakit
mata.
Teruuus…
ikutin aja langkah-langkahnya. Yang mesti diisi cuma data diri, mulai dari
nama, NIK, alamat, alamat bekerja, identitas orang tua, dsj. Nggak ada
file-file yang mesti di upload kok.
Setelah mengisi segala
macam informasi tentang diri, kemudian
kita bakalan nerima email untuk segera melakukan pembayaran seperti ini:
Abis
itu, langsung aja ke Bank BNI buat setor uang sebesar yang dituliskan plus Rp
5.000,- sebagai biaya administrasi bank. Jadi, modal bikin paspornya hanyal Rp
360.000,-. Setoran dilakukan manual, karena form
yang dikirim via email tadi mesti diperlihatkan ke pegawai bank untuk merecord nomer permohonan kita.
Selanjutnya lakukan konfirmasi pembayaran. Biasa aja kan, kayak online shop gitu. Oya, nanti ketika
disuruh input data tentang nomor referensi, isikan angka pada ‘jurnal bank’
yang tertera di slip pembayaran ya.
Langkah
terakhir sebelum kita ke kanim yang dipilih adalah konfirmasi tanggal kehadiran.
Pilih tanggal sesuai dengan jadwal yang kita bisa, kecuali hari Sabtu dan
Minggu. Naaah…yang perlu diperhatikan. Setelah memilih jadwal, seharusnya
bakalan ada email konfirmasi lagi berisi lampiran informasi data diri dan
jadwal yang telah dipilih. Jangan lupa print lampiran itu.
Jadi, secara garis
besar, dokumen yang diperlukan adalah:
1.
KTP
2.
Kartu Keluarga
3.
Akte Kelahiran
4.
Ijazah Terakhir.
5.
Bukti Pembayaran ke Bank
6.
Print Out Email Konfirmasi Kehadiran.
(yang ini ada 3 lembar)
7.
Surat Keterangan Telah Rekam Data KTP
Elektronik yang dikeluarkan oleh Kantor Catatan Sipil (baca sampe selesai, and u’ll understand)
Semuanya
dibawa yang asli dan fotocopy 1 rangkap aja. Untuk KTP, jangan dibikin kayak
biasa. Fotocopy KTP dengan posisi kartu di tengah-tengah kertas. Jadi bagian depan
dan belakang KTP dicopy dalam 1
halaman.
Kalo
aku sih gitu, nggak tau kalau Kanim yang lain yaaa.
dokumen yang diperlukan |
Udah
selesai semua per-online-an, tinggal dateng
deh ke Kanim. Kanim pilihan aku adalah Kanim 1 Padang.
Agak
kaget sebenarnya ketika aku nyampe di sana agara-gara banner yang bertuliskan:
Ambil antrian mulai pukul 05.00 – 07.30. Secaraaaa….aku baru nyampe disana jam
07:49.
Bener
aja, pas nanya ke abang-abang satpam, aku langsung ditolak, dengan alasan pengambilan
nomer antrian udah tutup. Dengan segala bujuk rayu, si abang-abang ternyata
nggak mempan juga. Maklum, aku emang nggak biasa ngegombal *tssaaaah. Deg-degan banget karena paspornya
mesti selesai hari Jumat, berhubung mau berangkat Sabtu. Tapi pas aku bilang,
kalau aku udah bawa seluruh dokumen dan bukti pembayaran, barulah satpamnya
heran. Akhirnya dia yang nanya: “Kok udah bayar? Adek daftarnya online? Kalau online,
langsung aja kasih dokumennya ke depan”.
Subhanallah.
Sumpah si abang-abang satpam ngagetin.
Pas
berkas udah dikumpul, aku nunggu sampai nama aku dipanggil. Ternyata tadi
adalah deg-degan pertama. Deg-degan berikutnya ketika si Bapak petugas bilang
dokumen aku nggak lengkap, tepatnya yang poin 6. Sebelumnya, abang-abang satpam
udah ngingetin sih kalau dokumen aku ada yang kurang, tapi aku tetep diizinkan
untuk kumpulin aja mapnya. Nah, ternyata bener. Aku sempat bingung, karena aku
emang nggak terima email konfirmasi jadwal kehadiran. Aku pun bilang kalau aku
udah cek email berkali-kali, tapi tetep nggak ada. Akhirnya bapak petugas
nyuruh aku refresh email. Dan…ting! Emailnya nyampe. Buru-buru deh aku keluar
buat cari tempat yang nyediain jasa ngeprint. Untungnya, karena ada kampus juga
di daerah sana, jadinya nggak terlalu susah buat cari tempat ngeprint.
Selesai,
dan aku balik ke kanim. Petugas manggil aku lagi.
Selanjutnya,
aku disuruh beli surat pernyataan bermatrai yang disediakan di koperasi sebelah
kanim. Harganya Rp 9.000,-. Ternyata kelengkapan aku masih kurang. Aku keluar
dan balik lagi setelah ngisi surat pernyataan. Isi suratnya sih untuk
memastikan tujuan pembuatan paspor, apakah untuk bekerja di luar negri atau
tidak. So, ini adalah dokumen ke 8 yang mesti disiapkan.
Deg-degannya nggak berhenti disitu aja pemirsah!
Petugasnya
bilang, KTP aku nggak belaku karena BUKAN KTP Elektronik. Aku mesti pakai KTP
yang elektronik baru dokumen aku bisa diproses. Kalaupun mau pakai KTP yang
itu, harus melengkapi syarat tambahan, yaitu yang aku sebut di poin 7. Aku masih
aja bela diri sambil curhat kalau KTP aku udah 2x perpanjang, tapi KTP-El nya
belum selesai, dan setiap aku tanya pihak kecamatan sendiri nggak tau kapan
selesainya. Kayaknya si petugas juga kasian liat aku nggak selesai-selesai dari
tadi. Jadinya dia anter aku ke ruangan atasannya.
Singkat
cerita, bapak atasan tadi bilang, bahwa kantor imigrasi mengalami masalah dalam
beberapa waktu belakangan terkait KTP biasa ini. Memang sebelumnya dia terima
aja, cuman sejak banyak muncul masalah, dia nggak mau lagi. Si bapak atasan
nawarin aku untuk balik lagi aja besok. Oh,
no! aku niat banget kesana hari Senin biar Jumat selesai. Kalau diundur
lagi, bisa gagal rencana liburan. Dengan memelas, aku bilang aja, kalau izin
keluar kantor untuk pergi sejauh ini nggak gampang, dan emang nggak gampang!
Jarak antara kanim dengan kantor aku itu jauuuuuuh. Kantor aku di bukit, kanim
di tepi pantai. Untungnya (lagi), bapak atasan mau memproses berkas aku, tapi
dengan syarat ketika pengambilan paspor di hari Jumat, aku mesti nyiapin
dokumen yang belum legkap. Itupun akan makan waktu lebih, kalau seandainya aku dataang
pagi, selesai paspornya bisa jadi sore. I
don’t care, I said, yes!
Maka
begitulah, dokumen aku di proses, selanjutnya antri lagi untuk wawancara dan
foto. Nggak lama. Jam 10:45 semua urusan selesai. Itu udah dengan segala
permasalahan yang ada looo…
Akhirnya
aku memutuskan untuk ke Kantor Catatan Sipil saat itu juga. Jauh? Iyalah! Kantor
Capil yang ngeluarin KTP aku adalah di Kab. Agam. Awalnya aku mikir mesti ke
Lubuk Basung which is it’ll take 2 hours.
Setelah cari-cari info, ternyata ada kantor capil perwakilan Agam Timur di
Bukittinggi. Meskipun, tetep aja sih, aku mesti menempuh 2 jam perjalanan juga.
Surat Keterangan tambahan yang diperlukan |
Nggak
perlu deh aku ceritan perjuangan aku ke Bukittinggi siang itu, bolak-balik
Kantor Camat-Kantor Capil. Ini aja tulisan aku udah kepanjangan pake banget. Yang
penting, I get what I need. Mirisnya,
kantor camat itu ada di depan rumah, tapi aku nggak sempet buat mampir pulang
demi ngejarin ambil absen pulang lagi ke kantor.
That’s
all.
Percayalah
guys, permohonan paspor baru via online itu lebih cepat, gampang, dan pastinya
nggak perlu pake calo apalagi kalau udah punya ktp elektronik.
Sekarang tinggal menunggu,
apa yang akan terjadi Jumat besok. Nanti, kalau udah selesai, aku cerita lagi.
Pengen buat Paspor via online juga jadinya nih kak Fia, meski belum tau nantinya mau dibawa kemana ... Heee
ReplyDeleteYang penting mah punya aja duly..jd kalo pas ada kesempatan kan tinggal berangkat. Ga perlu bingung lg mesti urus" dulu kakyozi.. :))
Deleteudah punya paspor (masih yang biasa) dari jaman SMA tapi cuma dipake sekali ajah wkwk
ReplyDeletebelom tau mau dibawa kemana lagi itu paspor :D
Halo kak. Utk ngurus surat rekam data e-ktp berapa lama ya kak? Apa aja yg perlu dibawa kak? Saya juga lagi urus paspor di kanwil 1 padang, tp ada masalah di dokumennya. Mohon infonya ya kak makasih kak
ReplyDeleteAssalamu alaikum Fhia,mau buat paspor online juga tapi situs tdk bisa buka...sudah berulang-ulang mencoba...ndak bisa masuk situs...ada trik ngak?
ReplyDeleteApakah pengurusan pasport online harus ke kantor imigrasi d padang kah kak...?
ReplyDeleteApa d kantor imigrasi yg di baso bisa kah kak?
Saya kecewa knp harus onlain sekarang,,,saya gagal trus mencoba nya padahal saya buru2 pergi
ReplyDeleteApakah paspor biasa sudah bisa di ganti dengan E paspor di kantor imigrasi AGAM ini... Kebetulan paspor saya di keluarkan di kantor imigrasi Agam. Mohon petunjuk. Trimz
ReplyDelete